PENGARUH
STRATEGI E-BUSINESS PADA RANTAI PASOK (SCM)
1.
PEDAHULUAN
Sebuah solusi manajemen rantai pasok yang berbasis web (e - SCM)
merupakan inti dari keseluruhan bisnis secara digital. Sebuah e - SCM yang
efektif dapat menghemat biaya hingga jutaan dolar bagi perusahaan. E - SCM
merupakan kombinasi optimal antara teknologi dan proses bisnis yang
mengoptimalkan distribusi barang, jasa dan informasi dari pemasok kepada
konsumen secara terorganisir dan efisien. Dalam situasi ekonomi digital, konsep
tradisional SCM tidak lagi relevan digunakan. E - SCM berkonsentrasi pada
globalisasi dan saranan manajemen informasi, yang mengintegrasikan pengadaan,
operasional dan logistic dari bahan baku untuk memuaskan konsumen. Dengan
implementasi dan penerimaan scara luas oleh e-bisnis, metode trasisional tadi
berkembang untuk meningkatkan profitabilitas dan pemenuhan. E - SCM dapat
menggunakan konsep e-bisnis dan teknologi berbasis web untuk mengelola
persediaan dan informasi dalam organisasi perusahaan.
2.
KONSEP
E-BUSINESS
E - Business atau Electronic
business dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan dengan
proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai
medium komunikasi dan transaksi,
dan salah satu aplikasi teknologi
internet yang merambah dunia bisnis, melingkupi sistem, pengembangan produk,
dan pengembangan usaha. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar
melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet.
Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.
E - business
bisa terjadi dalam berbagai bentuk tahapan tergantung dari tingkat pemamfaatan
jaringan komputer dan Internet, dengan kata lain seberapa digital perusahaan
tersebut. Kita dapat melihat dua sisi ekstrim, sisi pertama adalah perusahaan
tradisional. Sisi kedua adalah perusahaan e - business murni di mana segalanya
berbentuk elektronis, dari produk atau jasa yang ditawarkan, prosesnya sampai
dengan pengirimannya. Adapun contoh dari e -
business murni adalah kalau kita memesan buku di www.Amazon.com. Proses
pemesanan buku sampai pembayaran ditangani secara elektronis yang kemudian
dikirimkan ke alamat pemesan lewat kurir.
E - business
bukan hanya pemasaran, pembelian dan penjualan melalui internet, tetapi juga
meningkatkan kinerja bisnis melalui konektivitas untuk meningkat kan pelayanan
dan mengurangi biaya, serta membuka jalur baru dan mentransformasi persaingan
baru. Dengan E - business kita dapat menghilangkan perbedaan waktu global dan
wilayah geografis serta hemat. Selain itu peningkatan kinerja perusahaan dapat
lebih baik.
Ketika
melakukan bisnis di Internet, ada lima kemungkinan bentuk hubungan bisnis
berdasarkan transaksinya, yaitu:
1)
Business to business (B2B).
Kebanyakan
model ini merupakan sistem komunikasi bisnis antar pelaku
bisnis atau transaksi secara elektronik antar perusahaan yang dilakukan secara
rutin dan dalam kapasitas produk yang besar. Biasanya menjual produk atau
menyediakan layanan untuk bisnis lain. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil
membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela,
dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir adalah saat kendaraan jadi
yang dijual kepada konsumen yang merupakan transaksi (B2C)
2)
Business to consumer (B2C).
Pada bisnis
ini transaksi yang terjadi adalah antara perusahaan dengan konsumen atau
pelanggan perorangan, juga menjual produk
atau menyediakan layanan untuk pengguna terkahir. Misalkan
orang membeli sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi yang mengarah ke sepatu
agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll serta
penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke pengecer akan dianggap transaksi B2C.
3)
Consumer to consumer (C2C).
Pada
kelompok ini, konsumen langsung menjual produk ke konsumen yang lain atau Pengguna menjual langsung kepada pengguna lain. Contohnya
adalah individu yang melakukan penjualan melalui pemasangan iklan ke internet.
4)
Consumer to business (C2B).
Kategori
ini termasuk perorangan yang menjual produk atau jasa langsung ke organiasasi
atau perusahaan. Contoh ialah Priceline (www.priceline.com), dimana konsumen menawarkan harga tertentu di mana ia
menginginkan membeli berbagai barang dan jasa, termasuk tiket pesawat terbang
dan hotel.
5)
Intrabusiness e - business.
Dalam
kategori ini termasuk segala aktivitas organisasi yang kebanyakan dilakukan
dalam lingkup internet perusahaan yang melibatkan pertukaran barang, jasa dan
informasi.
2.1.
Tahap
E-business
Ada empat
tahap pemanfaatan jaringan komputer dan Internet untuk tujuan e-business, di
mana terjadi transformasi perusahaan tradisional ke e-business. Empat tahapan
itu adalah sebagai berikut:
a.
Tahap pertama : Mendayagunakan komputer
Komputer menawarkan berbagai
keuntungan bagi sebuah bisnis yaitu banyak dana dan waktu yang dapat dihemat,
dan meningkatkan produktivitas. Kita dapat menyusun laporan keuangan, membuat
daftar persediaan bahkan membuat materi perusahaan.
b.
Tahap kedua : Mendayagunakan jaringan dan internet
Apa yang ditawarkan jaringan
komputer dan internet bagi sebuah bisnis? Meningkatkan kemampuan koordinat dan
komunikasi, baik itu internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat
diterapkan untuk meningkatkan produktivitas. Untuk kepentingan tersebut kita
dapat memanfaatkan e-mail, IRC maupun mailing list.
c.
Tahap ketiga: Membangun dan mendayagunakan web
Web menawarkan informasi selama 24
jam. 7 hari dalam seminggu. Anda dapat berbagi informasi dengan pelanggan
sekaligus menjaring pelanggan baru.
d.
Tahap keempat: E – commerce
Pada tahap ini, perusahaan telah
mempersiapkan dan membangun fasilitas transaksi online baik dengan pelanggan
maupun dengan para supplier atau dengan pihak lain yang berkepentingan dengan
web.
2.2.
Sasaran E-Business
Sasaran dari
e-business adalah pasar secara elektronis atau sering disebut market. Menurut
Forrester Research, telah terjadi perkembangan yang sangat fantastis terhadap
jumlah komputer yang terhubung dalam Internet, termasuk penggunanya. E -
business market ini menyimpan peluang omset yang besar yang dapat diperebutkan
oleh para pebisnis.
Bisnis
tradisional yang bergeser ke e-business akan berhasil dengan baik. jika
terbentuk komunitas dan salah satu dasar untuk membentuk komunitas adalah
kepercayaan. Amerika Serikat berhasil mempelopori e-business ini karena
memiliki high trust society yang masyarakatnya telah lama memiliki kebiasaan
berbelanja melalui katalog dan pesanan via pos. Selain itu juga didukung oleh
undang-undang yang menjamin perdagangan yang fair dan keamanan setiap
pembayaran serta setiap barang yang dibeli apabila cacat atau rusak akan dapat
dikembalikan.
2.3. Pembagian E-Business
E-business dapat dibagi-bagi menjadi beberapa
kelompok :
1. Customer Relationship Management (CRM)
Strategi bisnis dari layanan dan sofware yang didesain untuk
meningkatkan keuntungan , pendapatan dan kepuasan pelanggan. Sistem kustomisasi
real time ini yang memanajemen kustomer dan melakukan personalisasi produk dan
servis berdasarkan keinginan customer atau menyangkut hubungan antara
perusahaan dengan konsumen yang meliputi : Sales, pemasaran, data-data
penjualan dan pelayanan, anggapan dari konsumen.
2. Enterprise Resource Planning (ERP)
Strategi bisnis dari system informasi perusahaan yang digunakan
untuk koordinasi Sumber daya, informasi yang digunakan untuk proses bisnis.
Sistem informasi pendukung e-business ini juga menyediakan berbagai macam
kebutuhan perusahaan seperti supply chain, CRM, marketing, warehouse, shipping,
dan payment, serta mampu melakukan otomatisasi proses bisnis atau menyangkut
hubungan dalam-internal perusahaan tersebut, yang meliputi : Production
planning, integrated logistics, Accounting and Finance, Human Resource, Sales
and distribution, order management.
3. Enterprise Application Programs (EAI)
Merupakan konsep
integrasi berbagai proses bisnis yang memungkinkan antar perusahaan saling
bertukar data berbasis message. EAI berfungsi sebagai penghubung ERP dengan SCM
atau ERP dengan CRM.
4. Supply Chain Management (SCM)
Strategi Manajemen
rantai suplai yang secara otomatis terkomputerisasi. SCM menyangkut hubungan
antara perusahaan dengan supplier.
3.
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
Supply Chain Management merupakan pengembangan lebih lanjut
dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini
menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari supplier,
manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini
aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan
tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai
elemen tersebut berlangsung secara transparan.
“SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian
produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara optimal.
(Jebarus ,2001).”
“Manajemen Rantai Pasokan (Supply chain management) adalah
sebuah proses di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari
sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai pasokan) merujuk kepada
jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan
bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen.
(Kalakota, 2000, h197).”
“Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai pasokan adalah
untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001,
h5).”
Dari
definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus utama
dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua
supply chain pada hakekatnya memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa
yang ditawarkan. Semua pihak yang berada dalam satu rantai supply chain harus
bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin untuk meningkatkan
pelayanan dengan harga murah, berkualitas
dan tepat pengirimannya. Rantai pasokan yang terintegrasi akan
meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai pasokan tersebut.
Dalam supply chain ada
beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan yang mempunyai kepentingan yang
sama, yaitu :
1.
Supplies
2.
Manufactures
3.
Distribution
4.
Retail Outlet
5.
Customers
I.
Chain 1: Supplier
Jaringan bermula dari sini, yang
merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana rantai penyaluran baru
akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan
penolong, barang dagangan, suku cadang dan lain-lain.
II.
Chain 1-2-3: Supplier-Manufactures-Distribution
Barang yang sudah dihasilkan oleh manufactures
sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak
cara untuk menyalurkan barang kepada pelanggan, yang umum adalah melalui
distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain.
III.
Chain 1-2-3-4:
Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai
fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini
digunakan untuk menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Disini
ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventoris dan biaya
gudang dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari
gudang manufacture maupun ke toko pengecer.
IV.
Chain 1-2-3-4-5: Supplier-Manufactures Distribution-Retail
Outlet-Customer. Para pengecer atau retailer menawarkan barang langsung kepada
para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang langsung. Yang termasuk retail
outlet adalah toko kelontong, supermarket, warungwarung, dan lain-lain.
Ada 3 macam hal yang
harus dikelola dalam supply chain yaitu :
contohnya bahan baku yang dikirim
dari ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer,
kemudian ke pemakai akhir.
·
Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang
mengalir dari hilir ke hulu dan
·
Ketiga adalah aliran informasi yang bisa
terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya. Secara sederhana sebuah model
struktur Supply Chain dapat disederhanakan seperti nampak dalam gambar dibawah
ini :
Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam
komponen rantai suplai, yaitu:
i.
Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply
chain meliputi aktivitas dari supplier ke perusahaan, kegiatan
tersebut meliputi pembelian bahan baku dan segala hubungan antara supplier ke
perusahaan itu sendiri. Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama
adalah pengadaan.
ii.
Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain
management
Bagian dari
internal supply chain meliputi Bagian ini mencakup semua proses yang
digunakan oleh organisasi dalam mengubah input yang dikirim oleh supplier
menjadi output, mulai dari waktu material tersebut masuk pada perusahaan sampai
pada produk tersebut didistribusikan, diluar perusahaan tersebut. Di dalam
rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi,
pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
iii.
Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain
segment
Downstream (arah
muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk
kepada pelanggan akhir juga aktivitas dari
perusahaan ke customer, meliputi kegiatan memperkenalkan dan memasarkan produk
kepada customer. Di dalam downstream supply chain, perhatian
diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
4. METODOLOGI
PENELITIAN
Ada beberapa jurnal yang meneliti
tentang peranan e-Business dalam Supply Chain Management antara
lain:
Peneliti
|
Judul
|
Studi Kasus
|
Negara
|
Jorge R. León-Peña
|
e-Business and The Supply Chain Management
|
Levi Strauss denim jeans
|
Meksiko
|
Dien D. Phan
|
E-business development for competitive
advantages :a case study
|
Intel Corporation
|
Amerika
|
Rudy, Agustinus, Adi Chandra, Zara Elisabeth
Tanring
|
ANALISIS DAN PERANCANGAN e-SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (STUDI KASUS: PT. PRIMA REZEKI PERTIWI)
|
PT. PRIMA REZEKI PERTIWI
|
Indonesia
|
5. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
dan pembahasan dari beberapa penelitian sebelumnya sebagai berikut:
A.
Hasil penelitian Jorge
R. León-Peña di perusahaan Levi Strauss menunjukkan bahwa dalam rentang
waktu 6 tahun (1996-2002) pendapatan mereka mengalami
penurunan sebanyak $3 Miliar. Hal ini membuat manajemen Levi Strauss beberapa
langkah strategis salah satunya adalah membangun sistem Supply Chain Management yang
didalamnya terdapat fasilitas forecasting
technology dan memungkinkan pihak manajemen memantau distribusi
produknya.
B.
Penelitian dari Dien
D. Phan menunjukkan bahwa perusahaan sebesar Intel juga memanfaatkan e-Business Supply Chain Management juga
untuk bersaing dengan kompetitornya. Sampai dengan 1998, Intel masih manual
dalam berkomunikasi dengan partnernya. Tahun 1997, Intel mulai melakukan perancangan
e-business system dengan membentuk tim Virtual Worldwide E-Business Project. Hasilnya lebih dari 50%
pendapatan dan konsumen Intel berasal dari luar Amerika. Pada 2008, Intel
melakukan penjualan lebih dari 25 Miliar Dolar diseluruh dunia.
C.
Analisis dan Perancangan e-Supply Chain Management di PT. Prima Rezeki Pratiwi yang
dilakukan oleh Agustinus Rudy, Adi
Chandra dan Zara Elisabeth diharapkan mampu menjadi solusi di perusahaan
tersebut. Permasalahan utama yang dihadapi PT PRP terletak pada sistem input
manual yang rawan kesalahan, kurangnya integrasi antara bagian yang ada dalam
perusahaan serta penimbunan barang karena tidak adanya manajemen dalam
pembelian bahan baku maupun produksi Sistem E-Supply Chain Management yang akan
diterapkan pada PT PRP berfokus pada otomatisasi informasi antara perusahaan,
supplier, konsumen serta transporter Adanya e-Supply Chain Management dalam perusahaan dimungkinkan
peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelian bahan
baku,pemenuhan pesanan customer serta
proses distribusi barang jadi.
Contoh lainya adalah perusahaan yang baru-baru ini mengembangkan SCM dalam organisasinya adalah perusahaan
penerbangan Garuda Indonesia. Bagi BUMN ini,
pengembangan SCM sangat membantu dalam penjualan tiket. Pola penjualan tiket di perusahaan ini
tidak lagi menggunakan jalur linier : pusat penjualan
tiket – biro – konsumen. Pusat penjualan tiket dapat melakukan monitoring secara serentak terhadap seluruh biro maupun pesanan langsung
dari konsumen.
6.
DAMPAK
DARI E-BUSINESS PADA KINERJA SCM
Dampak
adanya e - business dalam SCM adalah meluasnya fasilitas dalam komunikasi dalam
organisasi serta mengurangi waktu proses dan berkembangnya kerja sama. E - business
menyediakan kesempatan bagi sebuah organisasi untuk meluaskan pasar mereka ke
seluruh dunia sehingga dapat menaikan tingkat permintaan dalam penggunaan
barang atau jasa. Hal ini membutuhkan SCM yang efektif salah satunya dengan
menerapkan dan Enterprise Rosource Planning (ERP). Tren saat ini dalam
proses bisnis adalah e-business yang diterapkan dalam proses
Business-to-Consumen (B2C), Business-to-Businnes(B2B) dan
Costumer-to-Costumer(C2C). Dalam meningkatkan proses komunikasi antara supplier
dan costumer sangat diperlukan penggunaan internet, web, dan sebagainya.
7.
KESIMPULAN
Berdasarkan review serta dari hasil penelitian sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa, peranan e-Business Supply Chain Management sangat besar, selain untuk mengatur
rantai pasokan, juga untuk bersaing dengan competitor yang pada akhirnya akan meningkatkan
penjualan dan pendapatan perusahaan tersebut.
e-Business Supply
Chain Management yang
handal sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang mempunyai market
place yang sangat luas
untuk itu dibutuhkan sumber daya dan infrastruktur yang handal.
8.
DAFTAR
PUSTAKA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar