Penilaian Kinerja
Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi
dan kemampuan. Untuk menyelelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya
memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan
keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Kinerja merupakan prilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Berdasarkan pengertian penilaian
kinerja dapat ditarik kesimpulan yang menerangkan bahwa penilaian kinerja di
dalam sebuah organisasi modern,
penilaian kinerja merupakan mekanisme penting bagi manajemen untuk digunakan
dalam menjelaskan tujuan dan standar kinerja dan memotivasi kinerja individudi
waktu berikutnya.penilaian kinerja menjadi basis bagi keputusan-keputusan yang
mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan,transfer, dan kondisi
kepegawaian lainnya.
Dari hasil studi Lazer and Wikstrom (1977) terhadap
penilaian dari 125 perusahaan yang ada di USA, yang dikutip oleh Veithzal
Rivai (2004:324), aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja
adalah :
1. Kemampuan
teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan
yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman serta pelatihan
yang diperoleh.
2. Kemampuan
konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan
penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing kedalam bidang operasional
perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individual tersebut memahami
tugas , fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.
3. Kemampuan
hubungan interpersonal, yaitu antara lain untuk bekerja sama dengan orang lain,
memotivasi karyawan / rekan, melakukan negosiasi dan lain lain
.
Tujuan Penilaian Kinerja
Suatu perusahaan melakukan penilaian
kinerja didasarkan pada dua alasan pokok, yaitu : (1) manajer memerlukan
avaluasi yang obyektif terhadap kinerja karyawan pada masa lalu yang digunakan
untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan datang ; dan (2)
manajer memerlukan alat yang memungkinan untuk membantu karyawan memperbaiki
kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk
perkembangan karir dan memperkuat hubungan anta manajer yang bersangkutan
dengan karyawannya.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan penilaian kinerja
karyawan pada dasarnya meliputi :
- Untuk mengetahui
tingkat prestasi karyawan selama ini.
- Pemberian imbalan yang
serasi, misalnya untuk kenaikan gaji, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa,
insentif uang.
- Mendorong
pertanggungjawaban dari karyawan.
- Untuk pembeda antar
karyawan satu dengan yang lain.
- Pengembangan SDM yang
masih dapat dibedakan lagi ke dalam :
- Penugasan kembali,
seperti mutasi atau transfer, rotasi pekerjaan.
- Promosi, kenaikan
jabatan.
- Training dan latihan.
- Meningkatkan motivasi
kerja.
- Meningkatkan etos
kerja.
- Memperkuat hubungan
antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemauan kerja mereka.
- Sebagai alat untuk
memperoleh umpan balik dari karyawan umtuk memperbaiki desain pekerjaan,
lingkungan kerja, dan rencana karir selanjutnya.
- Riset seleksi sebagai
kriteria keberhasilan/efektivitas.
- Sebagai salah satu
sumber informasi untuk perncanaan SDM, karir dan keputusan perencanaan
suksesi.
- Membantu menempatkan
karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasil yang baik
secara menyeluruh.
- Sebagi sumber informasi
untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
gaji-upah-intensif-kompemsasi dan sebagai imbalan lainya.
- Sebagai penyalur
keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun pekerjaan.
- Sebagai alat untuk
menjaga tingkat kinerja.
- Sebagai alat untuk
membantu mendorong karyawan mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki
kinerja.
- Untuk mengetahui
efektivitas kebijakan SDM,seperti seleksi, rekrutmen, pelatihan dan
analisis pekerjaan sebagai komponen yang saling ketergantungan diantara
fungsu-fungsi SDM.
- Mengindentifikasi dan
menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi baik.
- Mengembangkan dan
menetapkan kompensasi pekerjaan.
- Pemutusan hubungan
kerja, pemberian sangsi ataupun hadiah.
Jenis-jenis Penilaian
Kinerja
- Penilaian hanya oleh
atasan
- cepat dan langsung
- dapat mengarah ke
distorsi karena pertimbangan-pertimbangan pribadi.
- Penilaian oleh kelompok
lini : atasan dan atasannya lagi bersama –sama membahas kinerja dari
bawahannya yang dinilai.
- obyektifitas lebih
lebih akurat dibandingkan kalau hanya oleh atasannya sendiri.
- Individu yang dinilai
tinggi dapat mendominasi penilaian.
- Penilaian oleh kelompok
staf : atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarah
dengannya; atasan langsung yang membuat keputusan akhir.
- Penilaian melalui
keputusan komite : sama seperti pada pola sebelumnya
kecuali bahwa manajer yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil
keputusan akhir; hasil didasarkan pada pilihan mayoritas.
- Penilaian berdasarkan
peninjauan lapangan : sama sepeti kelompok staf , namun melibatkan wakil
dari pimpinan pengembangan atau departemen SDM yang bertindak sebagai
peninjau independen
- Penilaian yang
dilakukan oleh bawahan dan sejawat.
Kegunaan Penilaian Kinerja
1. Posisi tawar.
Untuk memungkinkan manajemen melakukan negosiasi yang obyektif dan rasional
dengan serikat buruh (kalau ada) atau langsung dengan karyawan.
2. Perbaikan Kinerja. Umpan
balik pelaksanaan kerja yang bermanfaat bagi karyawan, manajer dan spesialis
personil dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja
karyawan.
3. Penyesuaian Kompensasi.
Penilaian kinerja membantu pengambilan keputusan dalam penyesuaian laba/rugi,
menetukan siapa yang perlu dinaikan upah/bonusnya atau kompensasi lainnya.
4. Keputusan Penempatan.
Membantu dalam promosi, keputusan penempatan, dan pemindahan dan penurunan
pangkat pada umumnya didasrkan pada masa lampau atau mengantisipasi kinerja.
Sering promosi adalah penghargaan untuk kinerja yang lalu.
5. Pelatihan dan pengembangan.
Kinerja yang buruk mengindikasikan adanya suatu kebutuhan untuk latihan.
6. Perencanaan dan pengembangan
karier. Umpan balik penilaian kinerja dapat
digunakan sebagai panduan dalam perencanaan dan pengembangan karier karyawan,
penyusunan program pengembangan karier yang tepat dapat menyelaraskan antara
kebutuhan karyawan dengan kepentingan karyawan.
7. Evaluasi proses staffing.
Prestasi kerja yang baik atau buruk mencerminkan kekuatan atau kelemahan
prosedur staffing departemen SDM.
8. Defisiensi proses penempatan
karyawan. Kinerja yang baik atau buruk mengisyaratkan
kekuatan atau kelemahan dalam prosedur penempatan karyawan di departemen SDM.
9. Ketidakakuratan informasi.
Kinerja lemah menandakan adanya kesalahan di dalam informasi analisis pekerjaan
, perncanaan SDM atau sistem informasi SDM.
10. Kesalahan dalam merancang
pekerjaan. Kinerja yang lemah mungkin merupakan gejala
dari rancangan pekerjaan yang kurang tepat.
11. Kesempatan kerja yang adil.
Penilaian kinerja yang akurat terkait dengan pekerjaan dapat memastikan bahwa
keputusan penempatan internal tidak bersifat diskriminatif.
12. Mengatasi
tantangan-tantangan eksternal. Kadang-kadang
kinerja dipengaruhi oleh faktor di luar lingkungan kerja. Jika faktor ini tidak
dapat diatasi karyawan bersangkutan, departemen SDM mungkin mampu menyediakan
bantuan.
13. Elelem-elemen pokok sistem
penilaian kinerja. Departemen SDM biasanya
mengembangkan penilaian kinerja bagi karyawan di semua departemen.
Elemen-elemen pokok sistem penilaian ini mencakup kriteria yang ada hubungan
dengan pelaksanaan kerja dan ukuran-ukuran kriteria.
14. Umpan balik ke SDM.
Kinerja baik atau buruk din seluruh perusahaan mengindikasikan seberapa baik
departemen SDM berfungsi.
Mekanisme Penilaian Kinerja
Pengembangan Karir
Pengertian Pengembangan Karir
Seorang individu yang pertama kali
menerima tawaran pekerjaan akan memiliki pengetahuan yang berbeda tentang
pekerjaan jika dibandingkan dengan individu yang telah lama bekerja. Mereka
yang telah lama bekerja akan berpandangan lebih luas dan bermakna. Anggapan
tentang kerja tersebut berubah. Kerja tidak saja dianggap sebagai sumber penghasilan,
tetapi juga sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginan-keinginan lain,
seperti penghargaan dari orang lain, persaingan terhadap kekuasaan serta
jabatan yang lebih tinggi dan lain-lain.
Ada beberapa pengertian pengembangan karir yang dikemukakan
oleh para ahli :
Veithzal
Rivai( 2004:280)
Proses
peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir
yang diinginkan
Pengembangan karir diartikan sebagai
penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih
tinggi di dalam organisasi dalam hal ini Henry Simamora (2004:273) menyatakan
bahwa:
Proses
individu merencanakan kehidupan kerja mereka.
Pengembangan biasanya berhubungan
dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang di perlukan untuk
menunaikan pekerjaan yang lebih baik.
Biasanya dalam sebuah organisasi
seseorang akan mengalami tingkat kesusksesan dimana seseorang karyawan tersebut
memilii peluang untuk mendapatkan karir yang di inginkannya di sini Wayne
F. Casio yang di kutip oleh Bambang Wahyudi (2002:162)
menyatakan bahwa :
Rangkaian
promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki
yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa dinasnya.
Maka disini dapat kita simpulkan
bahwa pengembangan karir sesorang di dorong oeh keinginan yang kuat untuk dapat
menempati kedudukan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi yang didukung
dengan kemampuan individu dan tingkat emosiaonal yang di milikinya diatas
rata-rata karyawan lainya.
Tujuan Pengembangan Karir
Tujuan dari seluruh program
pengembangan karier adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan karyawan
dengan kesempatan karir yang tersedia di perusahaan saat ini dan di masa
mendatang. Karena itu, usaha pembentukan pengembangan karier yang dirancang
secara baik akan dapat membantu karyawan dalam menentukan kebutuhan karir
mereka sendiri, dan menyesuaikan antara kebutuhan karyawan dengan tujuan perusahaan.
Walaupun perencanaan karir penting dalam fase sebuah karir, namun terdapat 3
poin dalam perjalanan karier yang krusial. Pertama,
pada saat karyawan mulai dikontrak. Pengalaman kerja di awal-awal pekerjaan
memiliki pengaruh yang penting dalam membentuk karir mereka. Kedua, Mid-career (pertengahan karier), yaitu kondisi di mana karyawan
sudah mulai menghadapi tekanan dan tanggung jawab pekerjaan yang berbeda pada
saat yang bersangkutan mulai dikontrak. Namun, pada pertengahan karir ini,
karyawan berada pada turning point,
yaitu posisi dimana kemandekan karir menjadi perhatian yang serius. Ketiga,
masa prapensiun,
pekerja menghadapi ketidakpastian akibat kondisi ekonomi, sosial, dan hubungan
antarpersonal.
Pengembangan Karir Individu
Beberapa hal yang berkaitan
dengan perkembangan karir individu seorang karyawan adalah :
- Prestasi Kerja (job performance)
Prestasi kerja merupakan faktor yang paling penting untuk
meningkatkan dan mengembangkan karier seorang karyawan. Kemajuan karier
sebagian besar tergantung pada prestasi kerja yang baik dan etis. Asumsi
kinerja yang baik melandasi seluruh aktivitas pengembangan karir. Ketika
kinerjanya dibawah setandar, dengan mengabaikan upaya-upaya pengembangan karier
lain,bahkan tujuan karir sederhana sekalipun biasanya tidak bisa dicapai.
Kemajuan karier umumnya terletak pada kinerja dan prestasi.
- Eksposur (exposure)
Kemajuan karir juga dapat dikembangkan melalui eksposur.
Eksposur menjadi paham (dan diharapkan dapat dipertahankan setinggi mungkin).
Mengetahui apa yang diharapkan dari promosi, pemindahan ataupun kesempatan karir
lainnya dengan melakukan kegiatan yang kondusif. Tanpa eksposur, maka karyawan
yang baik kemungkinan tidak mendapatkan peluang-peluang yang diperlukan guna
mencapai tujuan tujuan karier mereka.manajer memperoleh eksposur utamanya
melalui kinerja dan prestasi mereka, laporan tertulis, presentasi
lisan,pekerjaan komite dan peningkatan tanggung jawab sosial perusahaan melalui
keterlibatan dalam asosiasi profesi dan kelompok komunitas nirlaba, misalnya
kadin, dan kelompok-kelompokmyang berintasi sipil lainnya.
- Jaringan Kerja (net working)
Jaringan kerja berarti perolehan eksposur di luar
perusahaan. Kontak pribadi dan professional, utamanya melalui asosiasi profesi
akan memberikan kontak kepada seseorang yang bisa lebih baik. Kemudian apabila
karir seorang karyawan mengalami jalan buntu atau pemecatan mendorong seseorang
masuk ke dalam kelompok paruh waktu, maka kontak-kontak ini bisa membantu
tujuan seseorang menuju pada peluang-peluang pekerjaan.
- Pengunduran Diri (resignations)
Apabila perusahaan tempat seorang karyawan bekerja tidak
memberikan kesempatan berkarier yang banyak dan ternyata di luar perusahaan
terbuka kesempatan yang cukup besar untuk berkarir, untuk memenuhi tujuan
kariernya karyawan tersebut akan mengundurkan diri.
- Kesetiaan Pada
Organisasi (organizational loyality)
Pada sejumlah perusahaan, orang menempatkan loyalitas
pada karier di atas loyalitas perusahaan. Level loyalitas perusahaan rendah
merupakan hal yang umum terjadi di kalangan lulusan perguruan tinggi terkini
(yang ekspektasi tinnginya seringkali menyebabkan kekecewaan pada perusahaan)
dan para professional (yang loyalitas pertamanya seringkali mengarah pada
profesi).
- Pembimbing dan Sponsor
(mentors and sponsors)
Banyak karyawan yang segera mempelajari bahwa mentor bisa
membantu pengembangan karier mereka. Pembimbing adalah orang yang memberikan
nasihat-nasihat atau saran-saran kepada karyawan di dalam upaya mengembangkan
kariernya. Pembimbing tersebut berasal dari perusahaan itu sendiri. Sedangkan
sponsor adalah seseorang di dalam perusahaan yang dapat menciptakan kesempatan
bagi karyawan untuk mengembangkan kariernya.
- Bawahan Yang Mempunyai
Peranan Kunci (key subordinates)
Manajer-manajer yang berhasil bersandarkan pada
bawahan-bawahan yang membantu kinerja mereka. Bawahan bisa mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang sangat khusus sehingga manajer bisa belajar
darinya, atau bawahan bisa melaksanakan peranan kunci dalam membantu manajer
dalam menjalankan tugas-tugasnya.
- Peluang Untuk Tumbuh (growth oppoetunities)
Karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan
kemampuannya, misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga
melanjutkan jenjang pendidikannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kariernya. Disamping itu,
kelompok-kelompok di luar perusahaan bisa membantu karier seseorang.
- Pengalaman
Internasional (international
experience)
Untuk orang-orang yang mendekati posisi operasional atau
staf senior, maka pengalaman internasional menjadi peluang pertumbuhan yang
penting. Boleh jadi, pengalaman intenasional menjadi salah satu prasyarat
menduduki beberapa posisi di perusahaan tersebut.
Penyusunan Program
Pengembangan Karir
Dengan memperhatikan pengertian dan
arti penting dari pengembangan karier diatas, maka di dalam organisasi /
perusahaan selalu harus dikembangkan dan disusun program pengembangan karier
bagi karyawannya.
Bagi individu tenaga kerja
diharapkan pengembangan karier akan mampu memperbaiki kualitas kehidupannya
dari masa ke masa, sedangkan bagi perusahaan keuntungan yang diharapkan adalah
terjaminnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki serta pemanfaatannya
secara optimal untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Dalam kaitan ini, Edwin B. Flippo yang
dikutip oleh Bambang Wahyudi (2002:163), menyebutkan adanya 3 (tiga) unsur
yang harus diperhatikan dalam langkah penyusunan program pengembangan karir
yaitu :
- Menaksir Kebutuhan Karir
(career need assessment)
Karier bagi seseorang merupakan suatu unsur yang sangat
penting dan bersifat sangat pribadi dalam kehidupannya. Setiap orang harus mempunyai
kesempatan dan memiliki kemampuan untuk merencanakan pengembangan dirinya.
Demikian pula halnya dengan tenaga kerja yang berada dalam suatu organisasi.
Dalam penyusunan program pengembangan karier, menaksir kebutuhan karier secara
individual ini merupakan unsur pertama yang dikatakan lebih dahulu, karena
unsur inilah sebenarnya yang akan berpengaruh terhadap terwujudnya sasaran
utama dari program pengembangan karier ini, yaitu memelihara sumber daya
manusia yang ada agar tetap memiliki kemauan kerja dalam organisasi dengan
intensitas yang cukup tinggi.
- Kesempatan Karir (career opportunity)
Setelah tenaga kerja didorong untuk menentukan kebutuhan
karirnya, maka sudah sewajarnya apabila diikuti dengan tanggung jawab untuk
menggambarkan kesempatan karier yang ada di dalam organisasi yang bersangkutan.
Informasi ini sangat penting tidak saja bagi tenaga kerja yang sudah berada
dalam organisasi tetapi juga bagi calon tenaga kerja.
Dengan informasi tentang kesempatan karier yang ada dalam
organisasi, maka setiap tenaga kerja dan calon tenaga kerja mengetahui dengan
jelas berbagai kemungkinan jabatan yang dapat didudukinya. Para pekerja juga
perlu mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang tersedia, baik untuk masa sekarang
maupun untuk masa yang akan datang.
- Penyesuaian Kebutuhan
Dan Kesempatan Karir (need
opportunity alignment)
Apabila kedua unsur diatas yang tersedia telah dapat
ditetapkan, maka yang harus dilakukan adalah mengadakan penyesuaian diantara
kedua kepentingan tersebut. Dalam pelaksanaannya, penyesuaian tersebut dapat
dilakukan dengan bantuan program mutasi tenaga kerja atau program pelatihan dan
pembangunan tenaga kerja.
Dengan memperhatikan ketiga unsur
dasar dalam langkah penyusunan rencana pengembangan karier, kemudian disusun
suatu rencana jenjang karier yang meliputi beberapa aspek, seperti sasaran,
strategi mencapai sasaran, evaluasi perkembangan pelaksanaan, dan tindakan
koreksi yang perlu dilakukan.
2.3 Pengaruh Penilaian
kinerja Karyawan terhadap Pengembangan Karir
Salah satu tujuan pentingnya dari
organisasi dinamis dimanapun adalah memastikan bahwa orang-orang mampu
melaksanakan bermacam-macam tugas yang berkaitan dengan kedudukan dan peran
mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi harus peka terhadap kemampuan
dan keahlian karyawan. Oleh karena itu perlu diadakannya kemampuan dan keahlian
yang dimiliki sehingga mengakibatkan pengembangan karir karyawan akan terpenuhi
tersebut.
Melalui penilaian kinerja karyawan akan membantu karyawan
dalam meningkatkan kebutuhan karir internal mereka sendiri. Dengan penilaian
kinerja ini dapat diketahui ciri-ciri positif dan negative yang ada pada diri
seseorang untuk lebih meningkatkan kemampuan kerja, baik dengan menggunakan
ciri-ciri positif sebagai modal maupun dengan usaha yang sistematik untuk
menghilangkan atau paling sedikit mengurangi ciri-ciri negative.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar