Sabtu, 27 April 2013

KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI PEMBELAJAR



KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI PEMBELAJAR
Disusun untuk melengkapi tugas terstruktur mata kuliah Kepemimpinan



Oleh:
Kelompok 4

Ndaru Hutomo Putro           105020207111005
Thomas Leonard Jenkins     105020207111075
Shely Nora                             115020200111022
Ruri Fitria                              115020200111042
Tia Aprilia                             115020202111002
Siti Zulaikha                          115020205111004




Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2013

PENGANTAR

Organisasi yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kecerdasan dan ketrampilan yang tinggi (smart) senantiasa terdorong untuk melakukan perubahan sampai pada suatu titik dimana organisasi berubah menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, evolusi pun terus berjalan dari era organisasi tradisional hingga organisasi pembelajar, sebagai wadah yang dapat menfasilitasi pembelajaran bagi individu atau group yang dilakukan secara sadar dan bersama-sama dalam mentransformasikan pengelolaan dan penggunaan pengetahuan dalam mencapai tujuan organisasi secara terus menerus sehingga mencapai suatu kapasitas yang semakin luas.
Manfaat penting membangun organisasi belajar adalah mampu menghadapi tantangan perubahan dalam segala aspek lingkungan kehidupan dan menyesuaikan diri dengan perubahan itu agar tetap bertahan dan berkembang, mencapai kinerja yang tinggi dan memenangkan persaingan, dan memperbaiki kualitas dengan memunculkan inovasi. Makalah ini mencoba mengupas lebih lanjut hal-hal berkaitan dengan membangun organisasi belajar.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen Pengajar Mata Kuliah Kepemimpinan, Bapak Misbahudin Azzzuhri. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas terstruktur Mata Kuliah Kepemimpinan. Semoga maakalh ini bermanfaat.
.
Malang, Maret 2013


Penulis

           

PENDAHULUAN

Munculnya pesaing-pesaing baru dalam ekonomi global menuntut adanya perluasan seperangkat ketrampilan yang “hard” (teknologi) dan “soft” (interpersonal dan komunikasi) secara seimbang. Ketrampilan yang diidentifikasikan oleh beberapa pengarang manajemen, meliputi manajemen informasi, sumber-sumber daya, hubungan dengan manusia, dan “self-management”. Titik awal, sudah tentu adalah ketrampilan dasar : membaca, menulis, berhitung, dan, yang paling penting adalah “kemampuan untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup” (ability to learn continuously throughout life). 
 Awalnya organisasi berupaya memperbaiki produk, pelayanan, dan inovasinya melalui “continues improvement” dan “breakthrough strategies”. Cara ini menghasilkan konsep yang dikenal dengan nama Total Quality Management (TQM) dan Business Process Reengineering. Namun organisasi menemukan fakta bahwa kegagalan atau juga keberhasilan program-program tadi sangat ditentukan oleh faktor manusia (human factors) seperti : ketrampilan, sikap dan budaya organisasi. Belajar , Pada tingkat individual : memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan. Pada tingkat organisasi : mengubah persepsi, visi, strategi, dan mengalihkan pengetahuan Pada tingkat individual dan organisasi : penemuan dan pembaharuan – penciptaan, penjajagan pengetahuan baru, pemahaman gagasan-gagasan baru.
Manfaat penting membangun organisasi belajar adalah mampu menghadapi tantangan perubahan dalam segala aspek lingkungan kehidupan dan menyesuaikan diri dengan perubahan itu agar tetap bertahan dan berkembang, mencapai kinerja yang tinggi dan memenangkan persaingan, dan memperbaiki kualitas dengan memunculkan inovasi.


PEMBAHASAN

A. Pengertian
Ada beberapa definisi dari berbagai literature mengenai Organisasi Pembelajar atau yang biasa deisebut LO. Beberapa definisi yang paling populer adalah sebagaimana diungkapkan beberapa tokoh berikut. Senge (1990) mendefinisikan, LO adalah proses memfasilitasi pembelajaran bagi individu atau group yang dilakukan secara sadar dan bersama-sama dalam mentransformasikan pengelolaan dan penggunaan pengetahuan dalam mencapai tujuan organisasi secara terus menerus sehingga mencapai suatu kapasitas yang semakin luas. Sementara itu, Marquardt (2002) mendefiniskan, LO adalah sebagai suatu organisasi yang belajar secara kolektif dan bersemangat, dan terus menerus mentransformasikan dirinya pada pengumpulan, pengelolaan, dan penggunaan pengetahuan yang lebih baik bagi keberhasilan perusahaan.
Di sisi lain, Garvin (1993; dikutip oleh Kreitner, 1995: 276) memiliki pandangan berbeda dengan Senge dan Marquardt. Menurut Garvin, sebuah organisasi belajar adalah organisasi terampil membuat, memperoleh, dan mentransfer pengetahuan, dan untuk memodifikasi perilaku untuk mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru. Definisi Garvin terhadap OL mengandalkan persyaratan, bahwa suatu organisasi harus dapat memenuhi persyaratan tersebut untuk menjadi organisasi yang belajar.
Ketiga pendapat tersebut di atas masing-masing memiliki perbedaan dan persamaan. Jika Marquardt lebih menitikberatkan pada aspek OL sebagai wadah, maka Senge dan Garvin lebih menitikberatkan kepada proses. Hanya saja, Senge lebih fokus kepada prosessoftskill sementra Garvin lebih kepada penguasaan hardskill dalam OL. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa OL adalah suatu wadah di mana orang-orang secara sadar melakukan proses pembelajaran secara terus menerus atas suatu kemampuan (softskill dan hardskill) untuk menghasilkan dan menggeneralisasikan gagasan baru dengan kuat yang berkaitan dengan pengembangan sumbser daya individu atau kelompok dalam organisasi sehingga tercapai tujuan bersama.

B. Kepemimpinan dalam Organisasi Belajar
            Peter Senge menjelaskan, bahwa body of knolwledge secara praktis, adalah disiplin ke lima yang dalam hal ini adalah berpikir sistem (system thinking). Kegagalan dalam organisasi, karena keempat disiplin yang ada dalam OL belum terwadahi oleh suatu sistem. Senge dan Marquart menganggap bahwa setiap orang mempunyai potensi yang tersembunyi yang patut untuk dibangkitkan agar bisa berkembang dan bisa dipergunakan untuk pencapaian tujuan orangisasi yang didalam termasuk tujuan individu sendiri.
            Oleh karena itu, dalam sebuah organisasi diperlukan adanya sebuah kepemimpinan (leadership). Leadership yang digunakan dalam OB itu adalah bukanlah orang yang dominan dalam oragnsiasi, tetapi bagaimana dia bisa menganggap orang dalam sebuah organisasi sebagai colega, tidak ada yang menonjol sendiri-sendiri, tidak unik yang melebihi dari orang lain yang dapat berpikir sistem. Dalam konteks ini, maka pemimpin menurut Senge, adalah sebagai designer, sebagai stewardess (pelayan), teacher, dan kepemimpinan bersama (share leadership) setiap orang bisa dilatih sebagai pemimpin.
Jika sudah dilatih sebagai pemimpin, setiap orang menjadi pemimpin dan memiliki waktu, maka orang tersebut akan menunjukkan kemampuannya. Hal ini dapat dianalogikan seperti filosofi Burung Angsa (geese) membentuk huruf V dalam bermigrasi ke suatu tempat. Siapapun di depan atau di belakang semua konsistem ke tujuannya. Regenerasi kepemimpinan berjalan dengan baik, berjalan demikratis, kolegial.
OB mulai belajar dari TOP pimpinan TOP-DOWN. Setiap orang perlu belajar dari OB, sehingga diperlukan belajar dalam kelompok-kelompok yang belajar secara sistematis. Jika hanya individunya saja yang belajar tetapi tidak ada belajar secara kelompok, maka dipastikan bukanlah sebagai OB. Organisasi belajar dapat digambarkan sebagai berikut: individu → kelompok → organisasi à terus-menerus.
            Marquardt menyebutkan apa yang dikataknnya dengan Deutero Learning, yaitu belajar dan mengetahui apa yang perlu dipelajari. Jika semua belajar secara terus menerus maka akan terjadi belajar sepanjang hayat (life long learning), maka organisasi tersebut akan sustain, bertahan, berkembang dan bersaing. Berpikir sistem menurut Marquardt bertujuan untuk menghilangkan egosentris, tidak ada yang menonjol. Pandangan ini tentu saja lebih luas lagi dari apa yang diungkapkan Senge.
Akses Informasiàsetiap orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi-informasi, terbuka, open management, karena informasi sangat penting maka jaringan informasi sangat penting dalam OB. Budaya Kelembagaan yang positif → budaya berangkat dari prilaku menjadi kebiasaan dan kebiasaan menjadi budaya. Iklim organisasi akan sehat jika budayanya sehat dan positif. Misalkan karir berdasarkan Merit Sistem → karir berdasarkan prestasi dan kemampuan. Aspirasi dan konseptualisasi bersama → setiap orang bebas mengemukakan asprisasinya. Setiapa orang dalam organisasi selalu berpikir untuk lebih baik dari hari ke hari, terjadi jika ia belajar → model belajar.
Inti (core) dari kepemimpinan adalah mempengaruhi keputusan melalui proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah proses menentukan pilihan dan mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihannya. Seseorang terpengaruh dengan keinginan kita karena pilihan kita menurut kita memiliki nilai (value) dan fakta. Sedangkan jika tidak bisa mempengaruhi seseorang karena pilihan yang kita berikan tidak dapat memasuki ZOA (Zona of Acceptance : value dan fact)
Misalkan ada beberapa pilihan A, B, C, D. kita mempengaruhi seseorang untuk memilih B dengan resiko menghilangkan kesempatan pilihan A, C dan D. Dari pilihan B tersebut akan memberikan konsekuensi yang dapat merubah perilaku seseorang. Pengambilan keputusan menjadi sasaran Kepemimpinan (core of leadership).
LEADERSHIP SKILL
MANAGER SKILL
melihat secara horizontal (kesamping), mempengaruhi dalam konteks persuade (lebih mengarah mental model sehingga memiliki motivasi)
melihat kebawah dalam rangka mengelola bawahan dalam rangka mencapai target, mengawasi (control)àdirect , monev,
Do The right thing’s = melakukan hal-hal yang benar (berkaitan dengan value)
Do the things right = melakukan hal-haldengan benar (berkaitan dengan fact)
Berfokus pada Long term
Daily activities (short term)
Menggunakan kebijaksanaan (wisdom), lebih banyak berangkat dari hati
Rules àberangkat dari rasional, lebih banyak berangkat dari otak
Mengajak seseorang untk berkembang dan belajar untuk membuat orbit baru
Membuat seseorang mapan tetapi tidak berkembang  (orbitnya tetap)

Setiap orang memiliki kedua skill tersebut, hanya harus bisa menempatkan kapan dia sebagai manager dan kapan sebagai leader. Manager mendistribusikan otority. Orang dalam organisasi memiliki legitimate power dari organisasi. Orang diluar organisasi tidak memperoleh otority, legitimate power dari organisasi. OB dimulai dari atas karena semuanya diputuskan dari atas seperti empowering, fasilitas dari atas, pengakuan dari atas, dan sebagainya, semua berawal dari atas. Teladan juga harus dari atas.
Ada 3 jenis gaya kepemimpinan, yaitu: 1) otoriter (centralisasi), pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan di pusat daripada di daerah; 2) demokrasi (partisipasi), follwer berpastisipasi (seimbang); dan 3) bebas. Apakah otoriter itu jelek? Tidak juga semua tergantung kondisi (ada saatnya kita otoriter). Jika suatu organisasi melakukan learning organisasi dan setiap orang menjadi pemimpin sehingga ada saatnya tidak memerlukan seorang pemimpin, disanalah organisasi tersebut bisa berinovasi dan change.
Ketika dalam keadaan darurat, kritis dan mendesak, seorang pemimpin bisa bertindak otoriter karena tidak memungkinkan untuk berdiskusi lagi, dan setelah masa kritis itu lewat maka keputusan tersebut harus dievaluasi kembali. Sehingga semua gaya kepemimpinan memiliki saatnya sendiri-sendiri. Kapan gaya itu diterapkan sesuaikan dengan kondisi.

C.      Ciri dan Karakteristik Organisasi Belajar
Beberapa pokok pikiran penting yang mencirikan organisasi belajar adalah :
Ø  Adaptif pada lingkungan eksternal
Ø  Terus-menerus meningkatkan kapabilitas untuk berubah
Ø  Mengembangkan kemampuan belajar secara individual dan kolektif
Ø  Menggunakan hasil belajar untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Karakteristik Organisasi belajar menurut senge meliputi berpikir sistem, penguasaan pribadi, pola mental, visi bersama dan belajar beregu.Organisasi Belajar, belajar berinovasi secara terus menerus dengan cara menempatkan perhatian pada “lima komponen”. Memang, kelimanya tidak pernah bisa terkuasai, tetapi organisasi yang terbaik mempraktekannya secara konstan. System Thinking : Orang dalam organisasi belajar bekerja dalam lingkungan sistemik. Keuntungan berpikir sistem adalah kesadaran akan keterkaitan dirinya dalam tim, keterkaitan tim dengan organisasi, keterkaitan organisasi dengan lingkungan yang lebih luas lagi., Personal Mastery : Dalam organisasi belajar, individu dan profesinya dipandang sebagai faktor yang krusial untuk membawa keberhasilan organisasi. Oleh karena itu individu tidak boleh berhenti belajar. Dia harus memiliki visi (mimpi) pribadi, harus kreatif, dan harus komit pada kebenaran., Mental Models : Respon atau perilaku kita atas lingkungan dipengaruhi oleh asumsi yang ada dalam pikiran kita tentang pekerjaan dan organisasi. Kognitif. Persoalannya muncul ketika mental kita terbatas atau bahkan tidak berfungsi, sehingga menghalangi perkembangan organisasi. 
Dalam organisasi belajar model mental menjadi tidak terbatas, melainkan bebas dan selalu bisa berubah. Jika organisasi menginginkan berubah menjadi organisasi belajar maka harus bisa mengatasi ketakutan-ketakutan atau kecemasan-kecemasan untuk berpikir.,Shared Vision : Tujuan, nilai, misi akan sangat berdampak pada perilaku dalam organisasi, jika dibagikan dan dipahami bersama, dan dimiliki oleh semua anggota organisasi. Gambaran masa depan organisasi merupakan juga mimpi-mimpi indah kelompok dan individu. Visi bersama akan menghasilkan komitmen yang kokoh dari individu ketimbang visi yang hanya datang dari atas.,Team Learning : Tim senantiasa ada dalam setiap organisasi. Sebutannya bermacam-macam : departemen, unit, divisi, panitia, dan lain sebagainya. Seringkali seorang individu berfungsi di beberapa tim. Dalam organisasi individu harus mampu mendudukan dirinya dalam tim. Dia harus mampu berpikir bersama, berdialog, saling melengkapi, saling mengoreksi kesalahan. Individu melihat dirinya sendiri sebagai satu unit yang tidak bisa terpisahkan dari unit lain, dan saling tergantung.
Sedangkan karakteristik organisasi belajar menurut Marquardt meliputi belajar semua dan terus menerus, berpikir sistem, akses informasi, budaya kelembagaan positif, aspirasi dan konseptualisasi bersama, menyesuaikan, memperbaharui dan meningkatkan diri. Ciri-ciri organisasi belajar :
1. Organisasi tidak melaksanakan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya
2. Mempunyai kemampuan bersaing dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam lingkungan eksternalnya
3. Terus menerus meningkatkan kemampuan dan menciptakan hasil yang sungguh-sungguh mereka inginkan dengan pola berpikir baru dan memberikan kebebasan tumbuhnya aspirasi kolektif
4. Belajar dilakukan oleh organisasi secara menyeluruh, seolah-olah organisasi itu memiliki satu otak.
5. Belajar berlangsung terus menerus dan terintegrasi dengan pekerjaan
6. Kemampuan berfikir sistem sangat fundamental
7. Tersedianya informasi dan sumber data yang diperlukan untuk keberhasilan organisasi
8. Berkembangnya budaya kelembagaan yang mendukung, menghargai dan memicu belajar perorangan dan beregu.
9. Kegiatan dilandaskan pada aspirasi, refleksi dan konseptualisasi bersama
10. Mampu menyesuaikan diri, memperbarui dan meningkatkan diri sebagai respon atas perubahan lingkungan.
D.  MODEL ORGANISASI TRADISIONAL VS ORGANISASI PEMBELAJAR
ORGANISASI TRADISIONAL
n  Struktur vertikal
  • Tugas rutin & monoton, tidak ada inovasi & kreatifitas
  • Sistem sangat formal
  • Budaya org kaku-menolak nilai baru-lambat beradaftasi
  • Strategi bersaing dg org lain, bukan kolaborasi
ORGANISASI PEMBELAJAR
n  Struktur horizontal
  • Mendorong pemberdayaan
  • Sistem tim kerja mandiri
  • Budaya adaptif
  • Strategi relasi-membentuk jaringan kerja & kolaborasi dengan orang lain
CONTOH
            Kepala Sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinanya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadasp kemajuan sekolah. Pada saat menjadi guru tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa untuk mempelajari mata pelajaran tertentu sedangkan kepala sekolah bertugas pokok adalah “Memimpin” guru beserta stafnya untuk bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan bersama.
            Memimpin dan mengelola sangat mudah untuk dikatakan tetapi sulit untuk dilaksanakan karena perlu keterampilan khusus dan pengorbanan terutam sekarang yang paling langka adalah keteladanan seorang kepala sekolah harus menjadi suri teladan baik bagi guru dan stafnya maupun siswa dan orangtua namun demikian kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah terkadang belum mencapai hasil terbaik yang diharapkan oleh ssekolahnya, karena berbagai kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah terkadang juga belum dapat di atasi maksimal disebabkan profesionalisme kepemimpinanya pada sekolah yang tidak mencapai tingkat terbaik atau dengan kata lain “bahwa jika kepemimpinan kepala sekolah kuat, maka sekolah pun akan menjadi efektif, namun tanpa hal itu, maka sekolah tidak akan efektif.
            Selain itu, kewnyataan saat ini, yang sering kali dihadapi oleh kepala sekolah salah satu kendalanya adalah bahwa kurangnya pengetahuan khusus tentang keterampilan yang kepala sekolah perlukan untuk tetap menjadi pemimpin yang efektif, ketika banyak kepala sekolah menghadapi perubahan dramatis dalam menjalankan perannya. Kepala sekolah merupakan bagian dari pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan  memegang peran yang sangat strategis, terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik.
E. Langkah-langkah Membangun OB
Hal yang penting dalam membangun OB adalah komitmen bersama menjadi OB. Dalam hal ini harus mendorong birokarasi dan merampingkan struktur. Birokrasi à terkait dengan tugas dalam fungsi, tatakelola OB secara baik. Birokrasi tidak bagus jika terjadi disfungsi sehingga tujuan tidak tercapai. Mendorong birokrasi menjadi selayaknya dan merampingkan struktur artinya mengarahkan flat organisasi bukan tall organisasi, ahli dan mengetahui apa yang dikerjakan. Hal yang penting adalah kooerdinasi dan monitoring.
Empowering → Memeberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan belajar lebih lanjut dan  memfasilitasi, memberikan sumberdaya lain dalam memberdayakan skill yang dimiliki, dan memberikan reward. Reward dalam hal ini tidak dalam bentuk uang financial atau materi semata, tetapi idelaisme juga bisa dianggap reward. Dalam konteks ini, maka pemimpin tidak harus lebih pintar dari anggota organisasinya. Masing-masing organisasi memiliki nilai (value) dan ada kode etik dalam setiap organisasi dan harus taat dengan kode etik tersebut. Jika tidak menjaga komitmen, maka mereka telah melanggar kesepakatan. Tujuan adanya kode etik agar organisisi tersebut mampu bersaing, dan berkembang serta survive.
Tujuan keberhasilan transpormasi untuk menjadi OB, adalah:
1) Membangun keinginan/kebutuhan kuat menjadi OB;
2) Membentuk koalisi yang kuat mendorong OB bersinergi, memadukan kesamaan antar organisasi diibaratkan seperti diagram venn (irisan) menggabungkan  kesamaan didalam perbedaan untuk menghasilkan kekuatan baru (added value);
3) Merumuskan visi OB;
4) Mengemunikasikan dan mewujudkan visi;
5) Menyingkirkan hambatan-hambatan yang menghalangi usaha-usaha mewujudkan visi baru OB (birokrasi, persaingan, kontrol, komunikasi, kepemimpinan, hirarki). Jika birokrasi menghabat OB maka birokrasi yang diperbaiki, persaingan yang sehat, kontrol → tanggung jawab, komunikasi → komunikasi yang tidak bertanggungjawab (gosip), hirarkià pembagian tugas dan tanggung jawab;
6) Menciptakan hasil-hasil jangka pendek;
7) Mengonsolidasikan kemajuan yang diperoleh dan dorong untuk terus maju;
8) Menanamkan perubahan dalam budaya organisasi.
Faktor-faktor pendukung OB, adalah:
1) tuntutan lingkungan;
2) kesenjangan kinerja;
3) perhatian terhadap pengukuran;
4) pola pikir bereksperimen;
5) iklim keterbukaan;
6) pendidikan berkelanjutan; dan
7) keragaman kegiatan.

F.      Transisi Menuju OB 
Marquardt menggambarkan OB seperti kupu-kupu yang penuh kekuatan (powerfull), bukan seperti ulat → organisasi yang tidak atau lamban belajar. OB layaknya kupu-kupu yang berasal dari kepompong → reforming, reengineering, restructuring, refocusing.
Learning berada di tengah-tengah  karena tanpa belajar semua tidak akan berjalan. Adaptif learning → belajar merefleksikan pengalaman sebelumnya kemudian memodifiksinya untuk tindakan yang akan datang = parsial learning. Anticipatory learning → belajar mengantisipasi apa yang akan dihadapi. Action learning →learning by doing. Self directed learning → berupaya bagaimana caranya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Deutero → learn how to learn → anticipatory.

SIMPULAN

            Ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan dari materi Kepemimpinan dan Organisasi Pembelajar, antara lain:
·         Organisasi pembelajar merupakan memfasilitasi pembelajaran bagi individu atau group yang dilakukan secara sadar dan bersama-sama dalam mentransformasikan pengelolaan dan penggunaan pengetahuan dalam mencapai tujuan organisasi secara terus menerus sehingga mencapai suatu kapasitas yang semakin luas.
·         Pemimpin dalam Organisasi Pembelajar bukanlah orang yang melakukan dominasi dalam oraganisiasi, tetapi bagaimana dia bisa menganggap orang dalam sebuah organisasi sebagai colega, tidak ada yang menonjol sendiri-sendiri, tidak unik yang melebihi dari orang lain yang dapat berpikir sistem.
·         Karakteristik organisasi belajar dapat meliputi belajar semua dan terus menerus, berpikir sistem, akses informasi, budaya kelembagaan positif, aspirasi dan konseptualisasi bersama, menyesuaikan, memperbaharui dan meningkatkan diri.
·         Organisasi tradisional dan organisasi pembelajar memiliki perbedaan yang sangta mencolok, hal ini dapat dinilai dari sistem yang diterapkan dimana organisasi pembelajar lebih berpotensi dalam mendukung pengembangan diri.


BIBLIOGRAFI

Marquardt, Michael J. 2002. Building The Learning Organization: Mastering The 5 Elements for Corporate Learning, 2nd Edition, CA: Davies-Black Publishing.
Senge, P.M. 1990. The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization. New York: Doubleday Currency.
Kreitner, R. 1995. Management (6th ed.). Boston: Houghton Company.
Djumahir. 2012 (online). Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi Pembelajar (http://djumahirfeb.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/Organisasi-Kepemimpinan-dan-Organisasi-Pembelarl=en). Diakses 10 Maret 2013

Sri Dwi Ari Ambarwati. 2003. Mengelola Perubahan Organisasional : Isu Peran Kepemimpinan Transformasional dan Organisasi Pembelajaran dalam Konteks Perubahan(http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:RGHQ4EerXP8J:journal.uii.ac.id/index.php/JSB/article/view/1012/943+kepemimpinan+dan+organisasi+pembelajar&hl=en). Diakses 10 Maret 2013





Rabu, 17 April 2013

KUMPULAN MITOS-MITOS DUNIA TEKNOLOGI YANG MENYESATKAN


Mitos merupakan sesuatu yang ada di berbagi bidang, tidak terkecuali bidang teknologi. Banyak sekali mitos mitos dunia teknologi yang banyak dipercayai orang, padahal sebenarnya mitos tersebut hanyalah bualan belaka. Mungkin karena kurangnya pengetahuan atau karena banyaknya orang yang mengatakannya sehingga lama kelamaan mitos tersebut dipercaya sebagai sebuah kebenaran.

Oleh karena itu untuk menghindari hal-hal tersebut, pada kesempatan kali ini akan diulas 4 mitos menyesatkan yang ada di dunia teknologi. Semoga setelah membaca artikel ini Anda tidak lagi percaya terhadap mitos-mitos tersebut. Berikut ulasannya.

Komputer Lambat Karena RAM Penuh

Rasanya sudah tidak asing lagi jika kita mendengar keluhan bahwa komputer, smartphone, ataupun tablet menjadi lambat karena banyaknya RAM yang terpakai, sehingga banyak orang yang mencari cara agar bisa menghemat penggunaan RAM tersebut. Padahal sebenarnya RAM adalah komponen yang cepat sehingga mempercepat kerja dari sebuah komputer. Yang membuat lambat sebuah komputer justru adalah hard drive ataupun media penyimpanan yang lain. Kenapa bisa begitu?

Dengan menaruh data yang dibutuhkan pada RAM, maka komputer dapat meningkatkan waktu akses terhadap data-data tersebut sehingga kinerjanya menjadi cepat. Oleh karena itu, jika RAM tersebut terus dikosongkan, maka RAM tersebut tidak akan berguna sama sekali.

Hal tersebut juga berlaku untuk smartphone dan tablet Android. Aplikasi yang berjalan di background memang dapat memberikan dampak buruk terhadap performa, namun hal tersebut bukan disebabkan oleh RAM. Hal tersebut disebabkan oleh aplikasi background yang menyimpan datanya di memori internal atau SD card. Maka dari itu, jika Anda merasa smartphone Anda menjadi lebih cepat setelah membersihkan aplikasi backround, hal tersebut disebabkan karena data aplikasi yang ada di memori internal dan eksternal juga dibersihkan.

Melepas USB Drive Secara Asal-Asalan Akan Menghapus Data

Telah sejak lama Windows memperingatkan para penggunanya agar tidak melepas USB drive sebelum men-disable-nya dari sistem operasi. Karena peringatan tersebut banyak orang yang menganggapnya sebagai hal yang berbahaya bahkan bisa menghapus data yang ada di dalamnya.
Faktanya, Anda tidak akan mendapat masalah apapun ketika mencabut USB Drive tanpa melakukan ejecting terlebih dahulu. Bahkan USB Drive Anda tidak akan mengalami masalah apapun walaupun Anda melakukannya hingga ratusan kali. Satu-satunya hal yang tidak boleh Anda lakukan adalah mencabut USB drive ketika Anda sedang mentransfer data atau membuka file yang ada di dalam USB Drive tersebut. Pasalnya, hal tersebut dapat merusak data yang Anda miliki.


Anda Tidak Membutuhkan Antivirus Jika Anda Berhati-hati Ketika Menggunakan Komputer
Banyak yang mengatakan jika Anda tidak perlu memakai antivirus jika Anda tidak pernah menyalin data dari flashdisk milik orang lain. Hal tersebut mungkin benar jika Anda mengucapkannya 10 tahun yang lalu. Masalahnya saat ini virus komputer tidak hanya berasal dari file saja, melainkan dapat disebarkan melalui jaringan, ataupun melalui celah-celah keamanan yang ada di browser dan software yang Anda miliki.

Oleh karena itu, seberapa hati-hatinya pun Anda menggunakan komputer, tetap Anda harus menggunakan antivirus karena semakin hari penyebaran virus juga semakin canggih.

Ponsel dan Peralatan Elektronik Dapat Memicu Kanker

Banyak yang percaya jika radiasi yang ditimbulkan oleh ponsel dapat memicu terjadinya kanker pada manusia. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan WHO (World Health Organization) yang menyatakan jika ponsel merupakan “Class B Carcinogen”. Namun perlu Anda ketahui, Class B merupakan penyebab kanker yang sangat lemah, bahkan sebuah penelitian di Denmark yang melibatkan sekitar 350 ribu orang menyatakan bahwa ponsel tidaklah berbahaya bagi manusia.

Hal ini juga tentu saja berlaku untuk berbagai macam barang elektronik lain seperti komputer, tablet, televisi, dan lainnya. Semua barang tersebut tidak akan mengeluarkan radiasi yang akan menyebabkan penyakit kanker.

Dalam dunia fisika dan kedokteran juga disebutkan jika radiasi terdiri dari berbagai macam jenis, dan radiasi yang perlu dikhawatirkan adalah radiasi yang akan merusak DNA manusia. Salah satu yang berbahaya adalah sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Sinar tersebut dapat menyebabkan kanker kulit dan memiliki tenaga sekitar 400 ribu lebih kuat dibandingkan radiasi yang dikeluarkan oleh ponsel. Oleh karena itu, Anda tidak perlu khawatir mengenai efek buruk yang akan ditimbulkannya.

TAMBAHAN:

1. Komputer Lambat Karena RAM Penuh

ketika orang bilang RAM Penuh, maksud RAM penuh disini adalah terlalu banyak proses yang dikerjakan oleh komputer sedangkan kapasitas menampung proses yang dikerjakan terbatas (jaman sekarang, semua komputer udah multiproses contohnya: bisa ngaskus sambil dengerin lagu)

maka dari itu, kalo menurut ane gak fair bilang komputer lambat karena RAM doang. faktor dari spesifikasi processor punya andil besar dalam menentukan kecepatan komputer (terutama spesifikasi Ghz dalam processor)
CMIIW

untuk HDD gan, salah satu penyebab komputer lambat antara lain. Penggunaan direktori C:/ yang penuh sampe batasnya (maksudny(tuk digunakan sebagai RAM (sifatnya fleksibel tergantung sisa dari direktori). sehingga, ketika sisa ukuran semakin kecil, maka vRAM yang dialokasikan semakin kecil. sehingga, sering kali ketika kita menyimpan banyak data di direktori C:/ sampai batasnya (ada settingan tersendiri untuk menentukan batasnya), sistem operasi akan memberitahu bahwa kita sedang kekurangan sisa ukuran direktori (bahasa gaulnya mah, very low disk space hehe)

SUMBER: 

Jumat, 12 April 2013

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF


SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
Untuk melengkapi tugas SistemInformasi Manajemen






Disusun oleh:

Siti Zulaikha                           : 115020205111004
Tia Aprillia D.K                      :115020202111002
Eden Widhiatmana               :115020201111064
Marhendra Dewi P.               : 115020201111044

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini, yang berjudul “Sistem informasi untuk Keunggulan Kompetitif”. Dengan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
            Dalam penyusunan makalah ini alhamdulillah tidak banyak hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi. Oleh karena itu kau mengucapkan terima kasi kepada:
1.    Ibu  Risca selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas makalah, petunjuk, serta bimbingan kepada kami. Sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalh ini.
2.    Teman-teman kelompok 1 yang tetap semangat dalam menyelesaikan tugas makalah tepat oada waktunya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalh selanjutnya.



BAB I
PENDAHULUAN
          Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pada yang baik untuk
menganalisis sebuah perusahaan. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang
seharusnya ada dan bagaimana unsur-unsur tersebut seharusnya berinteraksi. Dalam
hal yang sama, model delapan unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi
suatu cara yang baik untuk memahami kompleksitas dari bagaimana perusahaan akan
berinteraksi dengan lingkungannya. Integrasi antara model sistem umum dan model
delapan unsur lingkungan akan menjadi suatu dasar dari suatu konsep yang menerima
banyak perhatian dewasa ini manajemen rantai pasokan (supply chain management).
Selama beberapa tahun terakhir ini, topik keunggulan kompetitif telah menjadi fokus
dari banyak diskusi. Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengolahan sumber
daya fisik, akan tetapi sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan
yang besar. Michael E. Porter diakui sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan
konsep keunggulan kompetitif dan mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai
rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value system), yang setara dengan melihat
sesuatu secara sistem atas perusahaan dan lingkungannya.
Perusahaan multi nasional sering kali mengontakkan pekerjaan (outsouce) ke
organisasi-organisasi lain agar dapat mencapai suatu keunggulan ekonomi. Sumber daya
informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis informasi,
pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat
dimensi yang diinginkan, relevasi, akurasi, ketepatan waktu, dan kelengkapan.
Tugas manajemen pengetahuan (knowledge management) akan terus menerus berubah.
Manajemen pengetahuan menyadari bahwa informasi akan mencerminkan sumber daya
pengetahuan perusahaan. Manajemen pengetahuan dibutuhkan untuk
mengorganisasikan, mengakses dan mengungkit data dan informasi perusahaan untuk
pengambilan keputusan.
Eksekutif perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan organisasi, area bisnis, dan sumber daya informasi. Chief information officer (yang disebut pula chief technology officer) memainkan peranan penting dalam semua perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan
tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun
mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

BAB II
METODE STUDI KASUS
2.1  Definisi Keunggulan Kompetitif
Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnya. Mereka dapat mencapai keunggulan ini dengan memberikan produk dan jasa pada harga yang lebih rendah, memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu.
Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan di dalam pasar. Biasanya para manajer menggunakannya guna memenuhi tujuan-tujuan strategis perusahaan.
2.2 Dimensi-Dimensi Keunggulan Kompetitif
            1. Keunggulan Stategis
            Keunggulan Strategis adalah keunggulan yang memiliki dampak fundamental dalam membantu operasi perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk menciptakan suatu keunggulan strategi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat memustukan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung brosur, web) guna kemungkinan berbagi dengan skutu-skutu bisnis dan pelanggannya.  
            2. Keunggulan Taktis
Keunggulan taktis adalah ketika perusahaan tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
            3. Keunggulan Operasional
            Keunggulan operasional adalah keunggulan yang berhubungan dengan transaksi dan proses sehari-hari. Disinilah sistem informasi akan berinteraksi secara langsung dengan proses.
 2.3 Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
            Manajemen pengetahuan adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan mengakuisisi data, memproses data menjadi informasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi dengan cara yang paling efektif dan menghapus informasi pada waktu yang tepat. Dimensi informasi mencakup 4 hal, yaitu :
·         Relevansi
Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Data yang relevan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil saja yang akan disebut sebagai “informasi”.
·         Akurasi
Seluruh informasi seharusnya akurat, akan tetapi fitur-fitur yang memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan menambah biaya dari sistem informasi tersebut.
·         Ketepatan Waktu
Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum situasi yang genting berkembang atau hilangnya peluang yang ada. Informasi yang tiba setelah pengambilan suatu keputusan diambil tidak akan memiliki nilai yang bermanfaat.
·         Kelengkapan
Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya. Informasi dikatakan lengkap jika memiliki jumlah agregasi yang tepat dan mendukung semua area dimana keputusan akan diambil.
2.4 Sifat Manajemen Pengetahuan yang Berubah-ubah
            Manajemen pengetahuan pada awalnya berfokus pada sistem pemrosesan transaksi yang akan memproses pesanan pelanggan, membuat catatan persediann, menghitung jumlah gaji dan tugas-tugas yang serupa. Kini organisasi mengakui bahwa sistem informasi mengumpulkan pengetahuan yang terdapat di dalam suatu organisasi, dan organisasi harus mengelola pengetahuan tersebut.
            Mereka yang mengelola dan mengendalikan informasi di dalam sebuah perusahaan modern harus menyadari keterbatasan dari teknologi-teknologi lampau. Sistem informasi awal serta piranti lunak dan keras yang tidak sesuai atau hanya sesuai secara parsial dengan teknologi informasi yang kini disebut sebagai sistem warisan. Meskipun data yang dikumpulkan oleh sistem warisan terutama memproduksi informasi historis, informasi tersebut masih dianggap berharga.
2.5 Perencanaan Strategis untuk Sumber Daya Informasi
            Perusahaan-perusahaan pertama yang menggunakan komputer menempatkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya informasi di tangan sebuah unit khusus yang terdiri atas para profesional informasi. Unit ini, disebut sebagai layanan informasi (information services-IS), yang dikelola oleh seorang manajer dan memiliki status wakil presiden. Layanan informasi sebagai suatu area bisnis utama dan memasukkan manajer puncaknya di dalam kelompok eksekutif senior, seperti komite eksekutif, yang melakukan pengambilan-pengambilan keputusan penting bagi perusahaan.
1.    Chief Information Officer dan Chief Tecnology Officer
Istilah CEO (chief executive officer), pertama kali dicantumkan dalam kosa kata bisnis untuk menunjukkan seorang (presiden atau ketua direksi) yang memiliki pengaruh besar dalam mengarahkan perusahaan. Pertama, istilah CIO (chief Information Office) digunakan, lalu belakangan ini, istilah CTO mulai muncul. Istilah-istilah ini menggambarkan peranan penting yang seharusnya dimainkan oleh manajer puncak layanan informasi. CIO atau CTO adalah manajer dengan tinkat tertinggi dilayanan informasi. Orang ini akan menyumbangkan keahlian manajerialnyadalam memecahkan masalah-masalah yang tidak hanya berhubungan dengan layanan informasi saja, melain juga area-are operasi perusahaan lainnya.
2.    Perencanaan Strategis bagi perusahaan
ketika sebuah perusahaan mengorganisasikan para eksekutifnya ke dalam komite eksekutif, kelompok ini biasanya aka bertanggung jawab atas perencanaan strategis bagi seluruh perusahaan. Setelah rencana dibuat, komite eksekutif akan memonitor pelaksanaannya sepanjang tahun dan jika dibutuhkan, mengambil tindakan yang sesuai.
3.    Rencana Strategis Untuk Area-area Bisnis
Ketika para eksekutif sebuah perusahaan sepenuhnya memiliki komitmen pada perencanaan strategis, mereka melihat adanya kebutuhan bagi masing-masing area bisnis untuk mengembangkan rencana strategisnya sendiri. Rencana area bisnis ini akan merancang bagaimana area-area tersebut akan mendukung usaha ketika berusa mencapai sasaran strategisnya. Salah satu pendekatan pada perencanaan strategis area bisnis adalah untuk setiap area membuat rencananya sendiri secara terpisah dari are-area yang lain.




BAB III
ANALISA
3.1 Studi Kasus
Satu Hari Terlambat, dan Ribuan Dolar Merugi
Anda baru saja menjadi manajer Zymurgy Distributor selama tiga bulan. Ini merupakan pekerjaan pertama Anda sejak lulus kuliah dan merupakan satu kesempatan besar. Salah satu alasan mengapa Anda direkrut adalah karena Anda pernah bekerja sebagai mahasiswa magang untuk Zymurgy selama 2 tahun selama pameran Wing Thing. Wing Thing adalah kontestan di antara restoran-restoran, penjaja makanan cepat saji, dan
orang-orang di sekitar kota yang merasa bahwa mereka memiliki resep sayap barbekyu
yang terbaik. Anda selalu merasa bahwa nama itu terdengar bodoh, tetapi Anda tidak
dapat mengabaikan kenyataan bahwa 30.000 hingga 35.000 orang menghadirinya
setiap tahun.
Setiap tahun Zymurgy Distributor mendapat kesempatan menjual bir di acara pameran tersebut. Laba yang dihasilkan biasanya berkisar antara $2 per pengunjung. Laba selama akhir minggu tersebut lebih besar dari gaji setahun Anda plus bonus. Anda bertanggung jawab dalam memutuskan bir mana yang akan dijual di Wing Thing tahun ini, dan Anda berusaha untuk mengambil keputusan yang tepat.
Berapa banyak bir ringan versus bir biasa? Berapa banyak bir premium dan khusus?
Berapa banyak stasiun bir yang akan diletakkan di acara? Di mana stasiun bir akan
diletakkan? Berapa banyak orang yang akan Anda pekerjakan untuk menjalankan
stasiun bir tersebut? Terdapat banyak pertanyaan dan Anda bertanggung jawab untuk
memberikan jawaban yang tepat.
Namun sepertinya situasi tahun ini lebih buruk. Akan ada 39 ribu orang yang hadir, satu rekor baru. Namun laba dari penjualan bir ternyata kurang dari $50.000. Anda
seharusnya mampu meraih laba sebesar hampir $80.000. Anda tahu buruknya hasil
yang Anda berikan, dan kunjungan dari atasan Anda hanya menambah semuanya
menjadi bertambah buruk. Anda tidak akan dipecat, tetapi tidak akan ada bonus tahun
ini. Lebih buruk lagi, atasan Anda ingin mengambil Wing Thing dari Anda tahun depan.
Untuk mempertahankan Wing Thing, Anda harus menganalisis hal-hal yang salah,
menjelaskan kepada atasan Anda bagaimana Anda akan memperbaiki masalah, dan
membuat rencana yang baik untuk tahun depan. Anda telah memikirkan apa yang salah,
dan Anda memiliki banyak ide.
Satu hal adalah Anda merasa tidak yakin dengan diri Anda sendiri, sehingga Anda
mempekerjakan seorang konsultan pemasaran untuk memberikan rekomendasi.
Laporan tersebut telah dikirimkan kepada Anda dan tiba pada hari Senin setelah akhir
minggu Wing Thing. Terdapat beberapa informasi di dalam laporan itu. Satu ramalan
adalah bahwa 10 persen orang yang berada di pameran akan membawa hewan
peliharaan. Hal itu menarik, tetapi ia tidak dapat membantu meramalkan penjualan bir.
Usia dan jenis kelamin telah menjadi dua alat peramalyang baik di masa lalu. Orang
berusia 21 tahun hingga 25 tahun cenderung membeli bir yang lebih murah. Mereka
yang berusia di atas 25 tahun cenderung membeli bir yang lebih mahal, yang memiliki
margin laba yang lebih tinggi. Wanita cenderung meminum bir yang lebih ringan. Cuaca juga merupakan alat peramal. Semakin panas cuaca, semakin banyak bir yang akan
terjual. Ramalan cuaca untuk dua hari ke depan selama ini cukup akurat, sehingga Anda
dapat mempergunakan informasi tersebut untuk meramalkan penjualan bir.

PENUGASAN
1.     Informasi hendaknya tepat waktu, akurat, lengkap, dan relevan. Diskusikanlah
informasi yang telah Anda terima dari konsultan untuk syarat-syarat di atas.
Usahakan untuk sespesifik mungkin. Jangan hanya katakan ada yang salah,
jelaskan mengapa hal tersebut salah dan apa yang dapat membuatnya menjadi
benar.
2.    Asumsikan atasan Anda mengizinkan Anda mengelola penjualan bir Wing Thing
tahun depan. Juga asumsikan bahwa Anda ingin mengumpulkan informasi
selama Wing Thing, yang akan membantu meramalkan penjualan bir untuk
tahun berikutnya. Informasi apakah yang hendaknya Anda kumpulkan?
Bagaimana informasi tersebut dapat tepat waktu, akurat, relevan, dan lengkap?

JAWAB
1.    Informasi yang telah saya (kelompok 1) dari konsultan untuk syarat-syarat di atas adalah konsultan telah meramalkan bahwa:
a.     10 persen pengunjung yang akan membawa binatang peliharaannya, meskipun hal itu menarik tetapi hal tersebut salah karena tidak dapat membantu meramalkan penjualan bir.
b.    Yang benar seperti usia dana jenis kelamin. Berusia 21-25 cenderung akan membeli bir yang lebih murah, mereka yang berusia diatas 25 tahun cenderung membeli bir yang relatif lebih mahal dan para wanita relatif membeli bir yang cenderung dengan kadar rendah atau meminum bir yang lebih ringan. Ini benar karna faktor usia juga pempengaruhi pendapatan seseorang.
c.    Kemudian cuaca sebagai alat peramal karna semakin panas cuaca maka semakin banyak bir yang terjual sehingga peramalan cuaca biasanya lebih akurat. Ini benar karna keakurat memprediksi cuaca dalam pameran Wing Thing yang akan sangat mempengaruhi penjualan.
2.    Informasi yang akan kami kumpulan adalah :
                      I.        Informasi jumlah pengunjung, dengan mengetahui infomasi jumlah pengunjung kami dapat memperkirakan jumlah penjulan bir, bisa dilihat dari faktor usia maupun jenis kelamin
                    II.        Informasi mengenai laba, dengan informasi ini sebelumnya sangat berhubungan dengan jumlah pengunjung dan juga pembelian bir. Dari target pejualan yang lebih maka laba penjualan bir akan meningkat.
                   III.        Informasi mengenai mutu kerja yang baik. Dengan informasi ini kami bisa memprediksi bagaimana hasi penjualan dan juga pelayanan kepada para pengujung atau pembeli. Memberikan kepuasan dalam melakukan transaksi jual beli.
                  IV.        Informasi mengenai laporan penjualan, dengan informasi ini bisnis bir tentunya dapat meningkatkan laba, mutu kerja yang baik juga pelayanan dalam transaksi jual beli bir di dalam pameran Wing Thing.

Rangkuman
Dari jawaban nomor satu dan nomor dua kami merangkum bahwa seorang manajer atau atasan sebuah perusahaan seperti bir ini harus dijalankan dengan penuh ketelitian dalam melihat situasi baik faktor internal maupun eksternal. Termasuk dalam dimensi-dimensi keunggulan kompetitif, yaitu:
(1) keunggulan strategis, yaitu dengan mengakses laporan perusahaan dengan mudah melalui web antar perusahaan (internal) dengan kemanan ketat
(2) keunggulan taktis, yaitu dengan cara mengimplementasi strategi dan harus lebih baik dari pesaingnya. Agar para pengunjung tertarik untuk lebih banyak membeli bir di tempat pameran ini.
(3) keunggulan operasional yaitu keunggulan yang berhunbungan dengan proses sehri-hari. Di sinilah sistem infomasi akan berinteraksi langsung dengan proses.

Kemudian dengan menggunakan Manajemen pengetahuan agar semua aktivitas yang berhubungan dengan mengakuisisi data, memproses data menjadi informasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi dengan cara yang paling efektif dan menghapus informasi pada waktu yang tepat dalam mengadakan pameran bir di Wing Thing.
Dengan menggukan dimensi informasi yang mencakup 4 hal:
·         Relevansi
Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Data yang relevan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil saja yang akan disebut sebagai “informasi”.
·         Akurasi
Seluruh informasi seharusnya akurat, akan tetapi fitur-fitur yang memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan menambah biaya dari sistem informasi tersebut.
·         Ketepatan Waktu
Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum situasi yang genting berkembang atau hilangnya peluang yang ada. Informasi yang tiba setelah pengambilan suatu keputusan diambil tidak akan memiliki nilai yang bermanfaat.
·         Kelengkapan
Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya. Informasi dikatakan lengkap jika memiliki jumlah agregasi yang tepat dan mendukung semua area dimana keputusan akan diambil.

Sebuah manajemen pengetahuan pada awalnya berfokus pada sistem pemrosesan transaksi yang akan memproses pesanan pelanggan, membuat catatan persediann, menghitung jumlah gaji dan tugas-tugas yang serupa. Kini sistem informasi dapat mengumpulkan pengetahuan yang ada di dalam suatu organisasi, dan organisasi harus mengelola pengetahuan tersebut.
Layanan informasi juga sebagai suatu area bisnis utama dan memasukkan manajer puncaknya di dalam kelompok eksekutif senior, seperti komite eksekutif, yang melakukan pengambilan-pengambilan keputusan penting bagi perusahaan.
1.    Chief Information Officer dan Chief Tecnology Officer
CIO atau CTO adalah manajer dengan tinkat tertinggi dilayanan informasi. Orang ini akan menyumbangkan keahlian manajerialnyadalam memecahkan masalah-masalah yang tidak hanya berhubungan dengan layanan informasi saja, melain juga area-are operasi perusahaan lainnya.
2.    Perencanaan Strategis bagi perusahaan
ketika sebuah perusahaan mengorganisasikan para eksekutifnya ke dalam komite eksekutif, kelompok ini biasanya aka bertanggung jawab atas perencanaan strategis bagi seluruh perusahaan. Setelah rencana dibuat, komite eksekutif akan memonitor pelaksanaannya sepanjang tahun dan jika dibutuhkan, mengambil tindakan yang sesuai.
3.    Rencana Strategis Untuk Area-area Bisnis
Ketika para eksekutif sebuah perusahaan sepenuhnya memiliki komitmen pada perencanaan strategis, mereka melihat adanya kebutuhan bagi masing-masing area bisnis untuk mengembangkan rencana strategisnya sendiri. Rencana area bisnis ini akan merancang bagaimana area-area tersebut akan mendukung usaha ketika berusa mencapai sasaran strategisnya. Salah satu pendekatan pada perencanaan strategis area bisnis adalah untuk setiap area membuat rencananya sendiri secara terpisah dari are-area yang lain.





BAB IV
KESIMPULAN
Menurut kelompok kami bahwa seorang manajer atau presiden atau ketua dewan direksi dalam sebuah perusahaan harus mampu mererapkan berbagai gaya sitem infomasi manajemen untuk keunggulan kompetitif produknya. Dengan menguasai semua elemen dan dimensi yang ada maka para manajer dapat relevansi dengan masalah yang dihadapai, juga akurasi dan kontribusi dalam memberika informasi, bisa menyesuaikan ketepatan waktu untuk mengelola manajeman perusahaan dari segala bidang, dan Informasi dikatakan lengkap jika memiliki jumlah agregasi yang tepat dan mendukung semua area dimana keputusan akan diambil.

SARAN
Hendaknya seorang manajer pintar dalam memanfaatkan media informasi dalam suatu perusahaan. Hal ini tentu dapat membantu koordinasi di tiap unit maupun pembagian tugas dan kewajiban. Banyak faktor yang sewaktu –waktu dapat menghambat proses di perusahaan namun  sebagai manajer  harus dapat meramal dan meminimalisir informasi yang tidak diinginkan agar lebih unggul dari para pesaing.

DAFTAR PUSTAKA
Raymond McLeod, Jr. 2009. Sistem Informasi Manajemen edisi 10. Jakarta: Salemba Empat