FOREIGN MARKETS ENTRIES
Untuk melengkapi tugas terstruktur Strategi Manajemen Global
SITI ZULAIKHA :115020205111004
EDWIN YUDHA P :115020207111056
TIA APRILLIA :115020202111002
Jurusan
Manajemen
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas
Brawijaya
Malang
2014
MEMASUKI
PASAR GLOBAL
Dengan komunikasi, transportasi, dan
aliran keuangan yang lebih cepat, dunia seakan mengecil dengan cepat. Produk
dan jasa yang dikembangkan dalam suatu Negara mendapatkan penerimaan antosiasdi
Negara lain. Seorang pembinis Jerman mungkin mengenakan busana Italia untuk
bertemu dengan teman-temannya dari Inggris di restoran Jepang, yang kemudian
pulang ke rumah dan minum minuman dari rusia sambil menonton TV acara dari
Korea. Semakin banyak Negara yang semakin menjadi multibudaya. Kebutuhan
perusahaan harus dapat melintasi batasan di dalam dan di luar Negara mereka.
Jadi keputusan yang paling mendasar dalam situasi seperti ini, adalah bagaimana
meninjau dan memutuskan keputusan utama dalam memperluas usaha ke pasar global
(Kotler P., 2009).
Bagaimana menjalankan roda bisnis di
pasar-pasar global atau internasional? apakah akan mengekspor, merundingkan
suatu pemberian lisensi atau pertanian waralaba, mendirikan usaha patungan,
atau mendirikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya. Meskipun secara
prinsip pilihan pasar dan cara masuk merupakan keputusan yang terpisah,
karakteristik khusus negara dan juga jalan masuk pasar internasional serta
strategi ekspansi akan berdampak pula atas pilihan cara masuk.
Disejumlah negara berbagai
karakteristik negara, seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, stabilitas
politis, risiko lingkungan, kondisi operasi, dan infrastuktur, berdampak atas
ketersediaan manajemen mengucurkan sumber daya untuk sebuah negara atau pasar
tertentu dan juga cara masuknya. Pasar kecil kerapkali paling baik dilayani
melalui pengeksporan atau pemberian lisensi, sebagai contoh. Demikian pula,
manajemen mungkin menghendaki pembatasan komitmen sumber daya ke negara-negara
dengan tingkat risiko yang tinggi atau infrastruktur yang buruk melalui
perjanjian pemberian lisensi atau usaha patungan dengan mitra lokal. Sama
halnya, jika berharap dapat memasuki sejumlah negara secara cepat, sumber daya
dan waktu yang dibutuhkan untuk mendirikan anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya mungkin akan menghambat, yang mengakibatkan perusahaan menggunakan
cara pemberian lisensi atau usaha patungan.
Karakteristik produk, sifat
permintaan, hambatan perdagangan, tujuan manajemen, dan sasaran ekspansi juga
mempengaruhi keputusan pernililian cara masuk. Produk-produk berukuran besar
dengan nilai jual rendah, sebagai umpama, membutuhkan lokasi produksi yang
dekat dengan pasar disebabkan biaya pengirimannya-sekalipun biaya ini dapat
diimbangi oleh skala ekonomis produksi.
1.
Persaingan
Pada Basis Global.
Banyak
perusahaan menjalakan pemasaran iternasional selama beberapa decade
perusahaan-perusahaan seperti Nestle, Shell, Buyer, dan Toshiba telah dikenal
di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Akan, tetapi persaingan global semakin
kuat ketika perusahaan baru ikut masuk dalam panggung internasional. Terobosan
pemasaran “Samsung” menggambarkan peningkatan pesat perusahaan tersebut ke
jenjang pasar global.
Meskipun
beberapa bisnis AS mungkin ingin menghilangkan pesaing asing melalui undang-undang
tertentu, cara yang lebih baik untuk bersaing adalah terus memperbaiki produk
di dalam negeri dan berekspansi ke pasar asing. Dalam industry
global (global industry), posisi strategis di pasar geografis atau
nasional utama dipengaruhi oleh keseluruhan posisi global
mereka. Perusahaan global (global firm) beroperasi di lebih dari satu
Negara dan mempunyai keunggulan R&D, produksi, logistic, pemasaran, dan
keuangan yang tidak dimilki oleh pesaing domestic murni.
Bagi
perusahaan dengan ukuran atau jenis apapun yang ingin mendunia, mereka harus
mengambil sederet keputusan, seperti : Memutuskan Untuk Berekspansi Ke Luar
Negeri ——> Memutuskan Pasar Mana Yang Akan
Dimasuki ——> Memutuskan Cara Memasuki
Pasar ——> Memutuskan Program
Pemasaran —–> Memutuskan Organisasi Pemasaran
2.
Memutuskan
Untuk Berekspansi Ke Luar Negeri.
Sebagian
besar perusahaan lebih suka tetap beroperasi di dalam negeri jika pasar
domestic mereka cukup besar. Manajer tidak perlu mempelajari bahasa dan hukum
Negara lain, berhubungan dengan gejolak mata uang, menghadapi ketidak pastian
politik dan hukum, atau merancang kembali produk mereka untuk memenuhi
kebutuhan dan ekspansi pelanggan yang berbeda. Bisnis akan lebih mudah dan
lebih aman. Akan tetapi, ada beberapa factor yang menarik perusahaan ke arena
internasional :
1. Beberapa
pasar internasional memberikan peluang laba lebih tinggi dibandingkan pasar
domestic.
2. Perusahaan
memerlukan basis pelanggan yang lebih besar untuk mencapai skala keekonomisan.
3. Perusahaan
ingin mengurangi ketergantungannya pada satu pasar.
4. Perusahaan
memutuskan untuk menghadapi pesaing global di pasar domestic mereka.
Sebelum
perusahaan memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri, perusahaan
harus menyadari dan mempertimbangkan beberapa resiko
:
1) Perusahaan
mungkin tidak memahami preferensi asing dan bisa gagal menawarkan produk
atratktif yang kompetitif.
2) Perusahaan
mungkin tidak mengerti regulasi asing dan mengalami biaya yang tidak
diharapkan.
3) Perusahaan
mungkin kekurangan manajer dengan pengalaman internasional.
4) Negara
asing dapat merubah hokum komersialnya, mendevaluasi mata uangnya, atau
mengalami revolusi politik dan menyita property asing.
3.
Memutuskan
Pasar Mana Yang Akan Dimasuki.
Saat
memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus mendifinisikan
tujuan dan kebijakan pemasarannya. Beberapa perbandingan penjualan
internasional dengan total penjualan yang mereka cari. Sebagian besar
perusahaan memulai
dari perusahaan kecil ketika berinvestasi ke luar negeri. Beberapa perusahaan
berencana untuk tetap menjadi perusahaan kecil, sedangkan perusahaan lain
memiliki rencana yang lebih besar. Berikut faktor-faktor
yang mempengaruhi pilihan cara masuk pasar global atau internasional:
a) Karakteristik Negara
Tiga
kategori dari karakteristik negara yang harus dipertimbangkan ialah: ukuran dan
pertumbuhan negara, risiko lingkungan dan politis, dan prasarana ekonomi dan
pasar. Walaupun banyak karakteristik negara lainnya yang juga diperhitungkan
dalam keputusan-keputusan masuk, arti penting dan sifat spesifik dari
faktor-faktor ini tergantung pada masing-masing perusahaan dan produk atau
jasanya.
·
Besaran Dan Tingkat Pertumbuhan Pasar
Besaran dan
laju pertumbuhan pasar merupakan parameter kunci dalam penentuan cara masuk.
Semakin besar negara dan ukuran pasarnya, semakin tinggi laju pertumbuhannya,
maka lambat laun besar pula kemungkinan akan memunculkan berbagai sumber daya
untuk perkembangannya; dan mempertimbangkan pendirian sebuah anak perusahaan
yang dimiliki sepenuhnya atau organisasi penjualan, atau berpartisipasi dalam
sebuah usaha patungan dengan kepemilikan mayoritas. Mempertahankan pengawasan
atas seluruh operasi dan memungkinkannya merencanakan dan mengarahkan
perkembangan pasar secara lebih efektif.
·
Risiko Politis dan Lingkungan
Perusahaan
kerapkali ragu-ragu untuk mengucurkan sumber daya kepada negara-negara dengan
tingkat risiko lingkungan dan Politis yang tinggi, dan mungkin menghindari cara
masuk yang memerlukan pembangunan fasilitas pergudangan dan produksi atau organisasi
penjualan yang besar.
Kadar
stabilitas politis dan tingkat rintangan legal yang ada dapat mempengaruhi
pilihan saluran di sebuah pasar sasaran. Kedua faktor tersebut berasal dari
kebijakan Pemerintah dan merupakan atribut pasar. Sebagai contoh, pasar yang
memiliki kadar instabilitas politis yang sangat tinggi akan melibatkan suatu
kadar risiko yang sangat tinggi bagi perusahaan untuk menggunakan ekspor atau
produksi langsung di luar negeri, dalam hal bahwa pembayaran (atau repatriasi
keuntungan) mungkin akan diperlambat atau bahwa diblokir, atau valuta yang
diperlukan mungkin terbatas suplainya. jika kondisi seperti itu bakal ada atau
dicurigai akan ada, maka ekspor tidak langsung akan lebih bijaksana bagi
perusahaan.
Pasar asing
biasanya dipandang lebih berisiko daripada pasar domestik. Besarnya risiko yang
dihadapi perusahaan tidak hanya merupakan fungsi pasar itu. sendiri, tetapi
juga cara keterlibatannya di sana. Di samping keterlibatannya, perusahaan
menanggung risiko persediaan dan piutang dagang. Pada saat merencanakan cara
masuknya, perusahaan harus melakukan analisis risiko pasar dan cara masuknya.
Kurs valuta asing merupakan variabel lainnya.
·
Infrastruktur Pasar dan Ekonomi
Infrastruktur
pasar dan ekonomi merupakan karakteristik negara yang ketiga yang mempunyai
imbas terhadap keputusan-keputusan yang berkaitan dengan cara masuk atau
operasi. Pada saat infrastruktur fisik (sistem transportasi, jaringan
komunikasi, atau suplai energi) dibangun secara lemah, perusahaan mungkin
menghadapi kesulitan dan biaya pengembangan yang sangat besar dalam mendirikan
fasilitas penjualan, distribusi, atau. produksinya sendiri.
b) Strategi Pemilihan Negara
Jika sebuah perusahaan ingin memasuki
sebuah negara dengan cepat supaya bisa memanfaatkan peluang pasar yang sedang
bertumbuh, opsi seperti pemberian lisensi, pemberian waralaba, atau
pengambilalihan perusahaan yang ada mungkin tepat karena perusahaan dapat memanfaatkan
fasilitas produksi dan jaringan distribusi yang telah mapan serta pengetahuan
pasar dan kontak bisnis lokal.
c) Hambatan Perdagangan dan Regulasi Pemerintah
Adakalanya regulasi pemerintah
membatasi opsi cara masuk yang terbuka bagi perusahaan-perusahaan asing,
terutama dalam industri-industri strategis seperti telekomunikasi, transportasi,
dan komputer. Karena pasar dunia berangsur-angsur saling tergantung dan
terintegrasi, banyak pemerintah telah mencabut atau mengurangi restriksi
kepemilikan.
Regulasi kontrak dengan para distributor
dan organisasi lainnya, teristimewa yang berkaitan dengan perjanjian eksklusif
atau terminasi kontrak, juga harus dipertimbangkan. Biaya pembatalan kontrak
tenaga kerja dan manajemen juga perlu dipertimbangkan masak-masak.
Hambatan perdagangan, seperti tarif,
kuota, pabean, atau regulasi produk, juga mempengaruhi keputusan cara masuk.
Hambatan perdagangan langsung yang membatasi impor barang-barang asing, seperti
tarif dan kuota, mempengaruhi keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
produksi atau perakitan lokal. Hambatan-hambatan perdagangan tidak langsung,
seperti regulasi produk, preferensi kepada pemasok lokal, pabean, dan
formalitas sertifikasi, mendorong pembuatan perjanjian kontraktual dengan mitra
lokal.
·
Hambatan Perdagangan Langsung
Tarif atau, kuota atas impor barang dan
komponen asing akan menguntungkan pembentukan produksi. Ancaman potensial dari
tarif bakal menggairahkan perusahaan untuk beralih dari pengeksporan ke
produksi atau perakitan lokal, terutama di dalam industri di mana hal ini akan
mempunyai dampak yang signifikan atas neraca perdagangan.
·
Hambatan Perdagangan Tidak Langsung
Regulasi
perdagangan, standar produk, dan preferensi kepada pemasok lokal juga mempunyai
implikasi atas cara masuk dan keputusan operasi. Preferensi kepada pemasok
lokal, atau tendensi untuk membeli “barang-barang nasional”, sering mendorong
perusahaan untuk mempertimbangkan sebuah usaha patungan atau perjanjlian
kontraktual lainnya dengan sebuah perusahaan lokal.
·
Kebijakan Pemerintah
Ada banyak, tindakan pemerintah nasional
yang dapat mempengaruhi pemilihan jalur masuk, khususnya jalur masuk di antara
negara-negara. Beberapa pemerintah juga mengatur valuta asing dan izin impor
mereka sedemikian rupa sehingga importir lokal tidak dapat memperoleh cukup
valuta asing (atau izin yang diperlukan) untuk membeli apa yang mereka inginkan
dari berbagal negara.
d) Tujuan Manajemen/Perusahaan
Perusahaan dengan tujuan yang terbatas
untuk operasi internasionalnya cenderung menyukai cara masuk yang memiliki
resiko kecil. Perusahaan seperti itu lebih suka bergantung pada agen atau
perusahaan ekspor, atau membuat perjanjian lisensi. Cara masuk seperti ini
memerlukan sedikit sumber daya finansial dan perhatian perusahaan karena
tanggung jawab atas pasar internasional ditangani oleh organisasi lainnya.
e) Komitmen Sumber Daya
Pengeksporan tidak langsung dan
pemberian lisensi biasanya memerlukan tingkat komitmen sumber daya finansial
dan manajemen yang rendah. Usaha patungan (joint ventures) menawarkan
cara berbagi risiko, eksposur finansial, dan biaya pembentukan jaringan
distribusi lokal dan pengangkatan personalia lokal. Tetapi menegosiasikan dan
mengelola usaha patungan kerap menguras banyak waktu dan tenaga dalam
perusahaan. Sekalipun demikian, cara-cara masuk yang membutuhkan kadar komitmen
sumber daya minimal tidak mungkin membantu pertumbuhan perkembangan operasi
internasional dan dapat mengakibatkan lepasnya peluang yang signifikan.
f) Fleksibilitas
Apabila perusahaan berharap, berada
di pasar asing untuk jangka panjang, fleksibilitas dalam metode masuknya adalah
penting. Setiap metode masuk yang optimal pada suatu waktu mungkin kurang
optimal lima tahun kemudian. Di simping lingkungan dan pasar, situasi dan
tujuan perusaha anjuga mengalami perubahan. Perusahaan, oleh karenanya,
menghendaki keluwesan-kemampuan untuk berubah guna menghadapi kondisi baru.
Perusahaan mungkin ingin memperluas usahanya untuk memanfaatkan pasar yang
bertumbuh. Cara-cara yang memerlukan
perjanjian kontraktual (aliansi strategis) dengan perusahaan lain atau
investasi modal yang sangat besar dalam produksi, pergudangan, atau berbagai
fasilitas penjualan di pasar asing umumnya luwes dan paling sulit diganti dalam
jangka pendek. Pemberian lisensi dan perjanjian kontraktual lainnya akan
membatasi kesanggupan perusahaan untuk beradaptasi atau mengubah strategi
selama durasi perjanjian itu dan pedu dievaluasi secara hati-hati, terutama
bila kondisi pasar berubah secara sangat cepat. Demikian pula, produksi atau
jaringan distribusi yang dimiliki sepenuhnya dalam pasar internasional mungkin
mahal dan sulit dibebaskan.
4.
Memutuskan
Cara Untuk Memasuki Pasar.
Setelah
perusahaan memutuskan untuk membidik Negara tertentu, perusahaan harus
menetukan cara masuk yang terbaik. Pilihan luasnya adalah :
a. Ekspor
tidak langsung
Ekspor tidak langsung (indirect
export) terjadi ketika perusahaan menjual produknya ke pelanggan domestik
yang kemudian mengekspor produk tersebut baik dalam bentuk asli
maupun dalam bentuk yang sudah mengalami modifikasi. Sebagai contoh, jika Hewlett-Packard(perusahaan
Amerika Serikat) membeli microchip dari intel (juga perusahaan Amerika Serikat)
untuk dipakai dalam memproduksi komputer dan kemudian mengekspor komputer yang
telahlengkap tersebut ke pasar Eropa, maka chip buatan Intel tersebut sudah
diekspor secara tidak langsung. Atau perusahaan menjual barangnya ke
pedagang grosir domestik yang kemudian menjualnya ke perusahaan asing.
Perusahaan
juga dapat melakukan
penjualan ke anak perusahaan lokal suatu perusahaan asing
yang kemudian mengirim produk tersebut ke luar negeri.
Beberapa aktivitas ekspor tidak langsung mencerminkan bukan strategi internasionalisasiyang
disengaja oleh perusahaan. Aktivitas ini memberi perusahaan hanya sedikit
pengalaman dalam melakukan bisnis internasional. Bagi perusahaan secara pasif, dapat mengandalkan
tindakan dari pihak lain serta potensi profit jangka pendek dan jangka panjang
yang tersedia dari ekspor tidak langsung biasanya terbatas
b. Ekspor
langsung,
Ekspor langsung (direct exporting )
terjadi melalui penjualan ke kepelanggan, baik ke distributor maupun pemakai akhir,
yang berada di luar negara asal perusahaan. Riset menunjukkan bahwa dalam sepertiga dari kasus, ekspor langsung pertama perusahaan
merupakan akibat dari pesanan yang tidak diminta. Namun, ekspor langsung yang
berikutnya biasanya berasal dari usaha yang dimaksudkan
untuk memperluas bisnisnya secara internasional. Dalam kasus seperti itu, perusahaan secara aktif memilih
produk yang akan dijual, pasar luar negeri yang akan dituju, dan alat yang
digunakan untuk mendistribusikan produk ke pasar tersebut. Melalui aktivitas ekspor
langsung, perusahaan memperoleh keahlian yang sangat bernilai tentang operasi internasional
dan pengetahuan khusus tentang setiap negara tempat
perusahaan itu beroperasi. Kesuksesan ekspor sering menghasilkan kesuksesan
ekspor tambahanlainnya. Meningkatnya pengalaman dalam mengekspor sering
membuat perusahaan semakinagresif dalam mengeksploitasi kesempatan ekspor
internasional baru. Pengalaman seperti itusering terbukti bermanfaat jika
kemudian perusahaan itu melakukan penanaman modal asing (PMA)
c. Lisensi
(Licensing)
Cara lain untuk masuk ke pasar luar
negeri adalah melalui lisensi (licensing) yaitu perusahaan tertentu, yang
disebut pemilik lisensi (licensor ), menyewakan hak untuk memakai property
intelektualnya seperti teknologi, metode kerja, hak paten, hak cipta, nama cap,
atau merek dagang ke perusahaan lain, yang disebut
penerima lisensi (licensee), dan sebagai imbalannya
penerima lisensi harus membayar fee.
d. Usaha
Patungan (join venture)
Salah satu cara
yang juga efektif untuk membatasi ekspor modal dalam pasar global adalah
membangung usaha patungan, terutama dengan mitra bisnis lokal. Usaha patungan
bisa bermacam-macam bentuknya, tergantung tujuan perusahaan, persyaratan modal
usaha bersangkutan dan peraturan pemerintah menyangkut kepemilikan asing.
Selain itu, motivasinya pun bisa beraneka ragam diantaranya: untuk mendapatkan
akses pasar; memperluas rentang produk; membentuk atau mempengaruhi
struktur pasar; mencapai tingkat kecepatan (dalam hal inovasi dan memasuki
pasar) yang lebih besar; meningkatkan efisiensi; dan atau
meningkatkan kompetensi dan sumber daya organisasi.
Apabila
tujuan usaha patungan adalah melaksanakan proyek pembanguna infrastruktur
pokok atau pertanian (seperti proyek waduk atau irigasi, penambangan batu
bara dan lain-lain), biasanya dibentuk konsorsium yang melibatkan banyak
mitra bisnis asing. Bank maupun lembaga keuangan lainnya berperan sebagai
peyandang dana, sementara pihak-pihak lain menyumbang keahlian teknologis.
Biasanya proyek semacam ini dilakukan di negara berkembang dan melibatkan
institusi pemerintah yang melakukan fungsi kontrol atas pelaksanaan proyek
tersebut.
Bentuk
usaha patungan lainnya adalah kerja sama antara dua perusahaan swasta.
Misalnya, sebuah perusahaan membuka usaha patungan dengan perusahaan lokal
di negara lain. Kerapkali perusahaan asing memberikan konstibusi
berupa keahlian produksi dan teknologi, serta kadangkala nama merek dan
reputasi perusahaan, sedangkan mitra lokalnya menyediakan akses ke
jaringan distribusi dan pengetahuan serta pemahaman atas lingkungan pasar
setempat.
Contohnya:
Usaha patungan antara perusahaan Electronic Data System (EDS) sebuah cabang perusahaan Generai Motor dengan
perusahaan British Telecommunication
PLC. EDS adaiah perusahaan jasa komputer yang ingin berekspansi
secara internasional, tetapi induk
perusahaannya (general Motor) tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai ekspansi tersebut.
sementara British Telcom memiliki jaringan kerja dan kontak-kontak dengan
perusahaannya multinasional dalam pasar yang sedang tumbuh tetapi memerlukan
mitra perusahaan jasa komputer untuk bidang teknoiogi. Kemudian kedua
perusahaan ini menjalin kerjasama dimana dari kerjasama tersebut akan
menyediakan akses ke pasar internasionai bagi perusahaan Electronic Data System
(EDS) serta memungkinkan British Telcom juga memperluas usahanya di luar bisnis
telepon.
e. Investasi
langsung.
Berbagai masalah dan kesulitan dalam
mengelola usaha patungan dan tipe-tipe kesepakatan kontraktual lainnya
mendorong perusahaan untuk melakukan investasi langsung, sejauh ini
diperbolehkan dan perusahaan memiliki sumber daya untuk merealisasikannya.
Selain memberikan kendali penuh atas produksi dan pemasaran, operasi
cabang juga mengeliminasi kemungkinan konflik kepentingan dan masalah-masalah
manajemen yang muncul dalam contract manufacturing, lisensi atau
usaha patungan. Semua laba yang diperoleh dari wholly-owned subsidiaries
menjadi milik perusahaan sepenuhnya. Selain itu, perusahaan bisa
mencurahkan usaha maksimum untuk mengembangkan pasar sesuai dengan arah
yang diinginkan, mempromosikan merek-merek internasional atau
mengembangkan produk baru yang memanfaatkan keterampilan dan/atau sumber
daya perusahaan dari negara tujuan pemasaran lainnya.
5.
Memutuskan
Program Pemasaran.
Perusahaan
internasional harus memutuskan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan strategi pemasaran mereka dengan kondisi local. Pada satu sisi ada
perusahaan yang menggunakan bauran pemasaran yang terstandardisasi secara
global di seluruh dunia. Standardisasi produk, komunikasi, dan saluran
distribusi menjanjikan biaya terendah. Pada sisi lain, ada bauran
pemasaran teradaptasi, di mana produsen, konsisten dengan konsep pemasaran,
berpendapat bahwa kebutuhan konsumen beragam dan menyesuaikan program pemasaran
kepada setiap kelompok sasaran.
Walaupun
banyak perusahaan telah mencoba meluncurkan produk dunia mereka, hampir semua produk membutuhkan beberapa
adaptasi. Contohnya
Toyota Corolla akan memberikan beberapa perbedaan dalam gaya. Bahkan Coca-Cola
lebih manis atau tidak terlalu berkarbonasi di Negara tertentu. Alih-alih
mengasumsikan perusahaan dapat meluncurkan produk domestic mereka “sama
seperti” di Negara lain, perusahaan harus meninjau elemen berikut dan menemukan
nama yang akan menambahkan pendapat atau biaya : (1) Fitur produk,
(2) Pelebelan, (3) Warna, (4) Bahan, (5) Promosi
penjualan, (6) Media iklan, (7) Nama merek, (8) Kemasan, (9)
Pelaksanaan iklan, (10) Harga.
Perilaku
konsumen dapat sangat berbeda di setiap pasar. Contahnya salah satu konsumen
peminum minuman berkarbonasi tertinggi per kapita di dunia adalah Amerika
Serikat, dengan 204 liter, dan Italia salah satu yang terendah. Akan tetapi
Italia salah satu peminum air botol per kapita tertinggi di dunia, dengan 203
liter, sementara Inggris hanya menkonsumsi 23 liter. Berbicara mengenai bir,
Irlandia dan Republik Ceko memimpin di depan dengan masing-masing 157 dan
131 liter per kapita, dan Perancis salah satu terrendah pada 36 liter (Kotler
P., Keller KL., 2009).
6.
Pengaruh
Negara Asal.
Dalam
pasar global yang semakin terhubung dan semakin kompetitif, pejabat pemerintah
dan pemasar sangat memperhatikan bagaimana sikap dan kepercayaan mengenai
Negara mereka memengaruhi pengambilan keputusan konsumen dan
bisnis. Persepsi Negara asal adalah asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah Negara. Pejabat pemerintah ingin
memperkuat citra Negara mereka untuk membantu pemasar domestic yang melakukan
ekspor. Serat untuk menarik perusahaan dan investor asing. Pemasar ingin
menggunakan persepsi Negara asal yang positif untuk menjual produk dan jasa
mereka.
o
Persepsi Konsumen Tentang Negara Asal.
Pemasar
global tahu bahwa pembeli mempunyai sikap dan kepercayaan berbeda tentang merek
atau produk dari berbagai Negara. Persepsi Negara asal ini dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen secara langsung dan tidak langsung. Persepsi
dapat dimasukkan sebagai atribut dalam pengambilan keputusan atau mempengaruhi
atribut lain dalam proses. Fakta bahwa merek dianggap berhasil di panggung
global dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa hormat. Beberapa studi
menunjukkan hal sebagai berikut :
§ Orang
sering bersifat etnosentris dan lebih suka menggunakan produk dalam negeri
mereka sendiri, kecuali mereka bersal dari Negara yang kurang maju.
§ Semakin
bagus citra suatu Negara, semakin penting lebel “Made In …….” Harus
ditampilkan.
§ Dampak
asal Negara bervariasi dengan jenis produk. Konsumen ingin tahu dimana sebuah
mobil dibuat, tetapi tidak untuk minyak pelumasnya.
§ Negara
tertentu menikmati reputasi atas barang tertentu : Jepang untuk mobil dan
elektronik, Amerika Serikat untuk inovasi teknologi tinggi, minuman ringan,
minuman, jins, dll.
§ Kadang-kadang
persepsi Negara asal dapat meliputi seluruh produk Negara tersebut.
7.
Memutuskan
Organisasi Pemasaran.
Perusahaan
mengelola aktivitas pasar internasional dapat dilakukan dengan tiga cara : melalui departemen ekspor,
devisi internasional, atau organisasi global.
1) Departemen
Ekspor.
Perusahaan
biasanya masuk ke pemasaran internasional hanya dengan mengirimkan keluar
barang mereka. Bila penjualan internasional berkembang, perusahaan membentuk
departemen ekspor, yang terdiri dari seorang manajer penjualan dan beberapa
asisten. Dengan meningkatnya penjualan, departemen ekspor berekspansi untuk
mencakup bermacam-macam layanan pemasaran sehingga perusahaan dapat mengejar
bisnis dengan semakin agresif. Bila perusahaan melakukan join venture atau
berivestasi langsung, departemen ekspor tidak lagi mencukupi untuk mengatur
operasi internasional.
2) Devisi
Internasional.
Banyak
perusahaan terlibat dalam beberapa pasar dan usaha internasional. Cepat atau
lambat mereka membuat devisi internasioanal untuk menangani semua aktivitas
internasional. Devisi internasional dipakai oleh presiden devisi yang
menetapkan tujuan dan anggaran serta tanggung jawab terhadap pertumbuhan
internasional perusahaan. Staf korporasi internasional perusahaan terdiri dari
spesialis fungsional yang menyediakan layanan ke berbagai unit operasi. Unit
operasi dapat dikelola dengan beberapa cara :
§ Pertama,
mereka dapat membentuk organisasi geografis. Pejabat yang melapor
kepada presiden divisi internasional yaitu wakil presiden regional. Unit
opersai bertanggung jawab terhadap penjualan seluruh dunia. Wakil presiden
dapat menempatkan staf korporasi spesialis wilayah untuk keahlian mereka pada
daerah geografis yang berbeda.
§ Terakhir,
unit operasi dapat berupa anak perusahaan
internasional, masing-masing dikepalai seorang presiden. Beberapa presiden
anak perusahaan melapor kepada presiden dari divisi internasional.
3) Organisasi
Global.
Beberapa
perusahaan benar-benar dapar menjadi organisasi global. Manajemen dan staf
korporat puncak mereka merencanakan fasilitas manufaktur, kebijakan pemasaran,
aliran financial, dan system logistic di seluruh dunia. Unit operasi global
melapor langsung kepada kepala eksekutif atau komite eksekutif, bukan kepada
kepala divisi internasional. Perusahaan melatih eksekutif mereka dalam operasi
di seluruh dunia, merekrut manajemen dari berbagai Negara, membeli komponen dan
persediaan pada biaya perolehan rendah, dan melakukan investasi yang memiliki
antisipasi tingkat pengambilan terbesar.
DAFTAR PUSTAKA
II.
Griffin, Ricky,W., dan Pustay, Michael,
W. 2006. Bisnis Internasional Edisi Keempat Jilid 2.
Jakarta : Indeks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar